Sabtu, 02 Agustus 2014

Bermain Game, Kenapa Tidak?


Bermain Game, Kenapa Tidak?
Oleh: Mochammad Ginanjar Eka Arli*

Dewasa kini, Indonesia dikatakan sedang mengalami krisis pendidikan karakter. Betapa tidak, hampir setiap harinya kita menemui berita-berita kenakalan remaja, penyimpangan seksual, korupsi, pencurian, dan kriminalitas lainnya di layar kaca kita. Lebih menyedihkan lagi bahwa pejabat negara kita pun ikut ambil andil dalam kasus tersebut. Dunia pun akhirnya menyematkan predikat “Salah satu negara terkorup di dunia” bagi Indonesia akibat tindakannya tersebut.
            Dalam mengatasi pelbagai permasalahan diatas, akhirnya pemerintah mengeluarkan kebijakan baru yaitu dengan menerapkan kurikulum 2013 sebagai acuan pengajaran di seluruh Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter bagi para siswanya. Dalam kurikulum ini, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi, serta memiliki sopan santun yang tinggi. Tiga hal penting yang dinilai dalam kurikulum ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
            Secara konseptual, pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 mengutamakan proses pendidikan formal oleh guru di sekolah, kemudian didukung pendidikan informal oleh orang tua di rumah. Proses pendidikan informal disini dapat berupa pendidikan sikap, agama, dan ilmu pengetahuan yang diajarkan melalui tauladan ataupun nasihat. Salah satu media yang dapat digunakan oleh orang tua untuk mengajarkan pendidikan karakter bagi anaknya yaitu game.
            Secara istilah, game atau permainan berarti barang atau sesuatu yang dipermainkan. Bagi anak-anak, barang yang dapat digunakan sebagai game dapat beraneka ragam, mulai dari bola sepak, kelereng, boneka, puzzle, playstation, hingga game online. Pada dasarnya, tidak setiap orang tua menyukai anak-anaknya yang gemar bermain game setiap harinya. Padahal, game pun memiliki sisi positif bagi anak-anak. Salah satu manfaat yang bisa didapatkan dari bermain game adalah sebagai berikut.

  1. Game mengembangkan kreativitas anak
Menurut Prof. Dr. Utami Munandar, kreativitas dapat diartikan sebagai ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Kreativitas juga menunjukkan kemampuan seseorang untuk berinovasi atau menciptakan sesuatu yang baru. Bagi anak-anak, kreativitas bisa dimunculkan melalui kegiatan bermainnya. Permainan edukatif berupa catur, sudoku, ataupun rubik’s cube merupakan salah satu contoh media pengembangan kreativitas anak. Melalui permainan tersebut, anak dilatih untuk memecahkan permasalahan dengan menggunakan cara-cara yang unik dan jitu. Dengan begitu, kreativitas anak dapat terasah dan anak mampu untuk berfikir kreatif dan inovatif.

  1. Game meningkatkan otak kanan.
Secara umum, otak manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan. Penelitian telah menunjukkan bahwa otak kanan adalah dimana berpikir kreatif dan intuitif berawal, sedangkan otak kiri lebih berkontribusi terhadap pemikiran logis atau penalaran matematika. Melatih otak kanan merupakan kegiatan yang merangsang setengah dari kreativitas otak manusia. Salah satu kegiatan yang dapat melatih otak kanan manusia yaitu dengan permainan atau game. Banyak permainan yang dapat digunakan untuk melatih otak kanan kita. Ippho Santosa menyebutkan dalam buku “13 Wasiat Terlarang” beberapa permainan untuk melatih kemampuan otak kanan diantaranya Eight Game, Thumb Game, Pattern Game, Specific Crawl, Specific Posturing, Specific Relaxing, Rotated Reading, Left-Handed Foreplay, Left-Handed Handling, Left-Handed Brushing, Left-Handed Writing, dan Left-Handed Signing.


  1. Game melatih rasa ingin tahu dan daya kritis anak
Pada dasarnya, berpikir kritis merupakan kemampuan anak untuk mencari tahu letak masalah yang mereka hadapi, menyederhanakannya, dan mencari tahu solusi dari permasalahan tersebut. Pada game, secara tidak langsung anak mempelajari semua itu. Sebut saja game Playstation yang notabene merupakan game petualangan dimana anak harus mencari tahu apa yang harus dilakukan, quest apa yang harus diselesaikan, dan bagaimana cara mengalahkan musuh yang ditemukan. Dengan bermain game tersebut, rasa ingin tahu anak akan menjadi besar dan ia akan lebih kritis dalam menyikapi segala sesuatu.

  1. Game melatih disiplin anak.
Di online game, biasanya mempunyai event-event tertentu untuk menarik minat pemainnya agar bermain di waktu-waktu tertentu. Bagi anak-anak yang menjadi seorang gamer, mereka akan mengusahakan untuk ikut dalam setiap event yang telah disediakan tersebut. Secara tidak langsung, anak sedang menerapkan disiplin dalam hal waktu untuk mengikuti event-event dalam permainannya. Dalam hal ini, orang tua pun dapat mengembangkan disiplin anak dalam hal lainnya juga. Misalkan ketika anak ingin bermain game online, ia harus menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu ataupun menghabiskan makanannya terlebih dahulu. Apabila khawatir anak akan bermain terlalu lama, maka batasilah ia dengan waktu. Dengan begitu, kedisiplinan anak bisa terjaga dan tidak mengganggu perkembangan belajarnya.

  1. Game melatih sikap pantang menyerah
Setiap orang pasti ingin menang. Dengan mendapatkan kemenangan tersebut, ia akan memperoleh suatu kepuasan tersendiri. Begitupun ketika anak sedang bermain suatu game. Game mengajarkan kepada anak sikap pantang menyerah. Anak akan tertantang untuk menyelesaikan suatu game hingga selesai dan mendapatkan skor yang terbaik. Implikasi sikap ini di sekolah menjadikan anak gigih dalam belajar dan meraih tempat tertinggi di setiap kesempatan, baik itu juara kelas maupun hasil terbaik ketika mengikuti ujian sekolah.

Kesimpulan dari beberapa pernyataan di atas, bahwa game sesungguhnya tidak sepenuhnya membawa dampak negatif bagi anak-anak. Akan tetapi, dengan bimbingan yang baik dari orang tua maupun guru, game dapat melatih sikap dan membentuk karakter tertentu pada diri anak. Bukan saatnya lagi untuk mengatakan bahwa anak yang banyak bermain akan menjadikannya malas bekerja dan bodoh karena beberapa ahli psikologi justru berpendapat bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Berikanlah pengarahan yang tepat kepada anak agar perkembangan pendidikan dan karakter yang terbentuk pada anak berjalan sebagaimana mestinya. Karena itu, membiarkan anak bermain game.. Kenapa tidak? J

*Penulis adalah mahasiswa S-1 Pendidikan Matematika UPI angkatan 2011
Ketua Umum UKM Kepenulisan Islami Al-Qolam Universitas Pendidikan Indonesia

Jumat, 01 Agustus 2014

Tersenyumlah, Wahai Rembulan

Tersenyumlah, Wahai Rembulan
Oleh: M. Ginanjar Eka Arli

Kabut hitam datang bersama awan kelam..
Menutupi rembulan nan cantik rupawan..
Langit pun bergetar seakan hendak mengguncang..
Keheningan malam yang akan menghilang..

Bintang-bintang berterbangan..
Seakan ingin meninggalkan..
Sang rembulan, sendirian..
Di tengah gemuruhnya malam..

Namun cahaya tiba-tiba datang..
Menerbitkan sang fajar, dari ufuk barat..
Mengusir usiknya kegelapan..
Dan keheningan malam..

Aroma rerumputan mulai tercium..
Debur ombak menggebu-gebu..
Burung-burung bersahutan..
Saling bercanda, riang gembira..

Maka sang surya kembali tersenyum..
Menjaga hari, menata bumi..
Hingga tiba saatnya nanti..
Rembulan kan datang kembali..

Bandar Lampung, 31-07-2014