Senin, 17 Agustus 2015

Resensi Buku "Selalu Ada Campur Tangan Tuhan"

RESENSI BUKU "SELALU ADA CAMPUR TANGAN TUHAN"


Judul Buku      : Selalu Ada Campur Tangan Tuhan

Pengarang       : Anisa AE

Tebal Buku      : v + 171 halaman

Harga Buku     : Rp. 40.000,-

Penerbit           : AE Publishing

Tahun Terbit    : Mei, 2015

            Kata orang, cinta pertama adalah masa-masa terindah yang akan selalu kita kenang. Pahit maupun manis, semuanya terpatri menjadi satu di dalam hati. Saya percaya itu, terlebih setelah membaca sebuah kisah yang dituliskan oleh mbak Anisa AE dalam novel perdananya: “Selalu Ada Campur Tangan Tuhan.”

            Dalam buku ini memang menceritakan perjalanan cinta dari mbak Anisa sendiri, yang nyaris saya tidak percaya bahwa cerita ini memang diangkat dari kisah nyata. Mbak Anisa dengan lugas menjelaskan satu per satu adegan demi adegan yang dialaminya ketika itu. Mulai dari masa-masa pertama bertemu dengan si Dia, saat-saat PDKT, jadian, hingga akhirnya... berpisah.

            Ketika membaca tulisan mbak Anisa, saya seperti sedang berhadapan langsung dengan orang yang curhat. Mungkin saja karena beberapa penuturan tokoh utama dalam novel ini memang disampaikan melalui diary. Namun disamping itu, setiap babnya dapat membuat saya lebih mengerti pemikiran karakter dan saya hanyut dibuatnya. Ceritanya mengalir dan terbuka, tanpa ada sesuatu yang ditutup-tutupi. Itulah pula salah satu kelebihan dalam novel ini.

            Bagi Anda yang telah ataupun ingin mengenal mbak Anisa, saya sarankan untuk membaca novel ini. Untuk yang telah mengenal, kalian akan mendapatkan penuturan-penuturan dan perjalanan hidup mbak Anisa yang mungkin tidak pernah kita lihat dan tidak kita bayangkan. Dan bagi yang belum mengenal, kalian akan mengetahui seluk beluk perjalanan cinta pertamanya mbak Anisa. Asal usul nama pena Anisa AE, perjalanan awal menulis, dan tentu kisah manisnya dengan si Dia sebagai tokoh utama lelaki dalam novel ini.

            Novel ini membawa kita untuk memahami cinta dari sudut pandang yang lebih luas. Ketika penerimaan atas keputusan Tuhan menjadi indah. Bahasanya sederhana dan mengalir tanpa mengurangi pesan moral yang lebih dari sekadar sederhana. Recomended untuk kalian yang ingin belajar arti dari cinta yang sesungguhnya. Bahwa kisah cinta itu bukan sekadar untuk dilupakan, tapi ia ada untuk dikenang. Bahwa cinta adalah soal kesetiaan, kepercayaan, penerimaan, pengorbanan, dan keikhlasan. Selamat menjemput cinta. :) []

Bumi Siliwangi, 17 Agustus 2015.

Jumat, 14 Agustus 2015

Resensi Buku "Cherish You"

RESENSI BUKU "CHERISH YOU"

Judul Buku      : Cherish You

Pengarang       : Irfa Hudaya

Tebal Buku      : x + 302 halaman

Harga Buku     : Rp. 45.000,-

Penerbit           : Penerbit Orange

Tahun Terbit    : 2015

            Pernahkah Anda merasa seperti telur orak arik? Berbagai rasa tercampur padu di hati dalam satu waktu. Senang, sedih, tertawa, menangis, terharu, dan tersipu. Begitulah yang Saya rasakan saat membaca novel sederhana ini. Sebuah karya yang ditulis oleh mbak Irfa Hudaya dengan judul: “Cherish You.”

            Setiap orang pasti ingin menikah, Saya yakin akan hal tersebut. Tapi menikah dengan seorang duda beranak satu yang merupakan mantan suami dari kakak Anda sendiri? Tentu Anda tidak akan seyakin menjawab pertanyaan yang pertama. Itulah yang dirasakan oleh Rifka, salah satu tokoh utama dalam buku ini.

            Pada mulanya, ceritanya ini dimulai terlebih dahulu dengan kisah Mahira dan Aini, sepasang suami istri dari kota pelajar, Yogyakarta. Mahira atau yang akrab disapa Mas Hira merupakan suami dari Aini, kakak kandung Rifka. Nahasnya selepas melahirkan Aqiella, Aini harus rela melepaskan kebahagiaan di dunia karena terkena komplikasi penyakit pasca melahirkan yakni eklampsia: keracunan kehamilan.

            Dunia seakan kiamat bagi Hira. Baru saja ia berbahagia dengan momongannya, namun apa daya sang bundanya harus pergi begitu cepat meninggalkan mereka dengan luka yang mendalam. Di tengah suasana duka tersebut, Ibu mertuanya hadir dengan sebuah solusi bagi Hira yakni menikahkannya dengan Rifka. Mendengar kabar tersebut tentu keduanya kaget sekaligus gamang. Bisakah Hira menerima Rifka yang sifatnya bertolak belakang dengan Aini? Pun Rifka yang masih tergolong belia dan berontak ingin menikah dengan lelaki pilihannya sendiri.

            Pilihan tersebut memang bukan tanpa alasan. Selain Aqiella sudah nyaman diurus oleh Aunty-nya, Ibunya juga merasa hanya inilah jalan satu-satunya agar ia tidak jauh dari menantu dan cucu kesayangannya. Apalagi gagasan tersebut makin dikuatkan dengan adanya wasiat dari Aini untuk menitipkan suami dan anaknya kepada adik tercintanya, Rifka. Merasa terpojok dengan keadaan, akhirnya Hira dan Rifka menikah selang dua minggu kemudian.

            Perjalanan baru akan dimulai. Dua orang yang dipaksa mencintai oleh keadaan akhirnya mulai berusaha untuk beradaptasi satu sama lain. Hira dengan sikap dewasanya dan Rifka dengan sikap manja kekanak-kanakannya, menambah hangat suasana dalam novel ini. Berbagai kisah unik dan menggelitik seringkali membuat pembaca terpingkal dan tersenyum simpul. Saya sangat salut akan kemampuan mbak Irfa memadukan karakter mereka berdua dengan sangat khas dan elegan.

            Terlebih lagi, novel ini juga diperkaya dengan penggambaran cerita oleh dua sudut pandang yakni Hira dan Rifka. Alhasil, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran masing-masing tokoh yang memang jauh berbeda. Ketika sedang marahan, ngambek, tersipu, sedih, tertawa, haru, dan bahagia, semuanya ikut melebur menjadi satu seakan-akan kitalah yang menjadi Hira dan Rifka tersebut. Saya bahkan tak sanggup untuk melepaskan novel ini hanya untuk sekedar tidur atau beraktifitas. Pikiran saya penuh dengan tanda tanya, apakah yang selanjutnya akan terjadi? Bagaimanakah kisah Hira dan Rifka selanjutnya? Apakah mereka akan rujuk, menerima satu sama lain, dan menemui happy ending pada akhirnya?

            Dan terakhir, Saya sangat dikejutkan dengan closing cerita yang tidak disangka-sangka. Sungguh, Saya yakin Andapun akan terpingkal-pingkal saat membaca bagian penutup dari cerita ini. Sebuah akhir yang melegakan, memuaskan, dan menggoreskan sebuah senyum di wajah Saya pada akhirnya.

            Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk Anda semua. Bagi yang ingin mempelajari tentang cinta, romantisme rumah tangga, dan juga konsep saling bersimpati dan berempati antar pasangan. Semua itu akan Anda dapatkan, utuh, dalam novel ini. Dikemas dengan apik, manis, dan mengalir, novel ini pasti akan memperkaya koleksi buku fiksi Anda di rumah. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari perjalanan hidup Hira dan Rifka. Two thumbs up buat mbak Irfa. (y)

Bumi Siliwangi, 14 Agustus 2015.

Selasa, 11 Agustus 2015

Resensi Buku "Peta Harta Karun: Menjadi Penulis Kaya Raya"

RESENSI BUKU "PETA HARTA KARUN: MENJADI PENULIS KAYA RAYA"

Judul Buku      : Peta Harta Karun: Menjadi Penulis Kaya Raya

Pengarang       : Toha Nasrudin, S.Ag. (Abu Al-Ghifari)

Tebal Buku      : 196 halaman

Harga Buku     : Rp. 49.000,-

Penerbit           : Penerbit Mujahid Press

Tahun Terbit    : Januari, 2009

Setidaknya ada enam alasan yang mendasari seseorang untuk menjadi penulis, yaitu: menulis karena iseng, menulis karena ingin curhat (mengekspresikan pikiran dan perasaannya), menulis karena ingin terkenal, menulis karena uang, menulis karena ingin berbagi, dan menulis karena ibadah.” (Adrie Mesapati, Founder Komunitas Penulis Kreatif).

Tidak bisa kita pungkiri bahwa di era globalisasi ini setiap barang sudah dikenakan tarif berbayar. Semua hal mulai dari makanan hingga buang air di toilet umum memerlukan biaya untuk menikmatinya. Alhasil, semua pekerjaan pun dilakoni untuk mendapatkan modal dalam menghidupi diri ini. Termasuk salah satunya menjadi seorang penulis.

Menulis yang awalnya hanya untuk curhat, tempat pelarian, dan mengekspresikan perasaan, dewasa ini mulai dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis pekerjaan juga. Mulai dari menulis koran, artikel, hingga buku, semuanya mendapat balasan atau reward untuk setiap karya kita yang diterbitkan. Pertanyaannya, sebenarnya berapa sih intensif yang didapat dari menulis? Apakah benar bahwa kita bisa menjadi orang kaya dengan profesi menulis? Inilah yang diungkapkan secara gamblang oleh Abu Al-Ghifari dalam bukunya: “Peta Harta Karun: Menjadi Penulis Kaya Raya.”

Penulis yang bernama lengkap Toha Nasrudin, S.Ag. ini mulai menyukai dunia kepenulisan semenjak kecil. Ia yang awalnya suka corat-coret, tidak pernah terbersit sebelumnya untuk menjadikan penulis sebagai profesi utamanya. Seiring berjalannya waktu, berbagai pengalaman menulis pun telah ia alami, mulai dari mengirimkan artikel ke koran, menulis buku, hingga membuka usaha penerbitan yang kini membuat namanya melalangbuana ke seantero negeri ini.

Dalam buku ini dikisahkan perjalanan hidup Toha mulai dari kecil hingga sekarang. Suka dukanya dalam menulis, pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya, hingga pelajarannya memulai bisnis penerbitan mulai dari terseok-seok hingga sekarang dapat berlari kencang. Semuanya diungkapkan secara gamblang tanpa ditutup-tutupi, hal yang tidak lumrah bagi mayoritas orang di luar sana.

Menurut Toha, ada tujuh hal yang dapat membuat penulis kaya raya, yakni: Menjadi penulis yang beda bahkan ‘gila’, menjadi penulis buku best seller murni, membangun selfpublishing yang prestisius, menularkan ide sukses kepada generasi muda, menabur uang dalam investasi aman, membersihkan kekayaan dari hak orang lain, dan membagi keuntungan kepada keluarga besar. Adapun poin penting yang ditekankan oleh Toha dalam buku ini adalah poin ketiga, yaitu: “Membangun selfpublishing yang prestisius.”

Baginya, banyak keuntungan yang akan didapat jika kita mendirikan selfpublishing. Mulai dari transparansi keuntungan yang didapat penulis, proses distribusi yang jelas dan terarah, pemberian royalti dan proses pencetakaan buku yang lebih cepat, serta jaminan 100% bahwa buku kita akan diterbitkan. Dalam buku ini, Toha menjelaskan secara detail jumlah dana yang perlu disiapkan untuk menerbitkan sebuah buku, keuntungan dari buku yang dibagi untuk penulis dan penerbit, dan juga alasan kenapa kita harus membuka bisnis penerbitan dilengkapi dengan langkah-langkah untuk melakukannya.

Selain itu, buku ini juga diperkaya dengan adanya tips dan trik menjadi penulis produktif, cara agar tulisan kita pasti dimuat di media manapun, tata cara menulis buku yang selalu meledak, dan juga bocoran bagi penulis yang ingin mendapatkan royalti puluhan juta terus menerus. Saya pribadi sangat merekomendasikan buku ini, baik untuk penulis profesional, penulis pemula, ataupun peminat bisnis buku. Karena selain dapat menambah wawasan tentang dunia kepenulisan dan penerbitan, buku-buku seperti ini juga langka dan jarang ada di pasaran.

Seorang bajak laut yang hendak mencari harta karun di suatu pulau tentu memerlukan sebuah peta yang dapat menunjukkan lokasi harta tersebut dengan tepat. Begitupun dalam hal menulis. Bagi Anda yang ingin menjadi penulis kaya raya, maka buku ini adalah peta harta karun menuju impian Anda tersebut! Milikilah buku ini dengan segera, karena kata “Later” seringkali berubah menjadi “Never” jika tidak ada action yang kita lakukan.

 Seorang pejuang sejati dengan sendiri memiliki jiwa kesatria yang selalu menyalakan api di tungku hatinya. Semangat menyala-nyala itu akan menerangi perjuangan Anda dan siap menghangatkan kehidupan Anda dikemudian hari.” (Abu Al-Ghifari)

Bumi Siliwangi, 11 Agustus 2015.