Tersenyumlah, Wahai Rembulan
Oleh: M. Ginanjar Eka Arli
Kabut hitam datang bersama awan kelam..
Menutupi rembulan nan cantik rupawan..
Langit pun bergetar seakan hendak mengguncang..
Keheningan malam yang akan menghilang..
Bintang-bintang berterbangan..
Seakan ingin meninggalkan..
Sang rembulan, sendirian..
Di tengah gemuruhnya malam..
Namun cahaya tiba-tiba datang..
Menerbitkan sang fajar, dari ufuk barat..
Mengusir usiknya kegelapan..
Dan keheningan malam..
Aroma rerumputan mulai tercium..
Debur ombak menggebu-gebu..
Burung-burung bersahutan..
Saling bercanda, riang gembira..
Maka sang surya kembali tersenyum..
Menjaga hari, menata bumi..
Hingga tiba saatnya nanti..
Rembulan kan datang kembali..
Bandar Lampung, 31-07-2014
Langit pun bergetar seakan hendak mengguncang..
Keheningan malam yang akan menghilang..
Bintang-bintang berterbangan..
Seakan ingin meninggalkan..
Sang rembulan, sendirian..
Di tengah gemuruhnya malam..
Namun cahaya tiba-tiba datang..
Menerbitkan sang fajar, dari ufuk barat..
Mengusir usiknya kegelapan..
Dan keheningan malam..
Aroma rerumputan mulai tercium..
Debur ombak menggebu-gebu..
Burung-burung bersahutan..
Saling bercanda, riang gembira..
Maka sang surya kembali tersenyum..
Menjaga hari, menata bumi..
Hingga tiba saatnya nanti..
Rembulan kan datang kembali..
Bandar Lampung, 31-07-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar