Minggu, 09 Agustus 2015

Resensi Buku "Jalan Hijrahku"


RESENSI BUKU “JALAN HIJRAHKU”

Judul Buku      : Jalan Hijrahku

Pengarang       : Febrianti Almeera

Tebal Buku      : xvi + 228 halaman

Harga Buku     : Rp. 50.000,-

Penerbit           : Qultum Media

Tahun Terbit    : November, 2014

Hidup diawali dengan menghirup udara dan diakhiri dengan mengembuskan udara. Maka, proses bernapas yang kita lakukan setiap detiknya merupakan peringatan nyata bahwa kehidupan begitu singkat. Sesingkat jeda antara hirup dan embus.”
– Febrianti Almeera

            Dalam waktu yang singkat ini, hidup seakan terkotak-kotak dalam dua golongan: golongan kaum terang dan golongan kaum gelap. Merekalah kaum terang yang kehidupannya begitu dekat dengan kesalehan, tampak damai, dan nyaris tiada beban. Sementara di sisi lain, si gelap dianggap sebagai kaum yang kehidupannya begitu dekat dengan gelimang dosa dan maksiat, dipenuhi perasaan hampa, dan kekosongan. Kesimpulan akhir dari kedua golongan ini selalu sama, “Biarkan mereka hidup dengan dunianya, dan kita dengan dunia kita. Kita memang berbeda.” Maka, wajar bila keduanya tak pernah saling melebur, apalagi membaur. Dalih si terang, khawatir terbawa-bawa. Sementara dalih si gelap, malu dan merasa tak pantas.

Kedua kotak ini seakan tak ada jembatan penghubungnya, membuat si terang menjadi semakin terang dan si gelap menjadi semakin gelap. Hal ini terlihat janggal sekali. Karena pada hakikatnya hidup adalah untuk berubah. Semua manusia pasti akan mengalami perubahan dalam perjalanan hidupnya, tanpa terkecuali. Mengenai arah perubahannya menuju kebaikan, itu bisa diupayakan. Hal tersebutlah yang kemudian kita sebut sebagai: Hijrah.

Hijrah pada awalnya memang dilakukan oleh Rasulullah Saw. dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Pada saat itu memang perpindahan yang beliau lakukan yakni dari Mekkah ke Madinah tak lain dan tak bukan yakni untuk mencari lingkungan baru yang lebih kondusif untuk berdakwah. Hal inilah yang kemudian berkembang di masyarakat mengenai konsep hijrah. Bahwa hijrah adalah proses perpindahan menuju kebaikan. Dengan hijrah artinya kita akan meninggalkan sesuatu untuk menuju sesuatu. Dan hijrah merupakan perjalanan dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Itulah sejatinya konsep hijrah dari kaum muslimin dan muslimat di seantero negeri ini.

Untuk berhijrah, terkadang seseorang membutuhkan teman. Mereka butuh dituntun, bukan dituntut. Yang diperlukan mereka adalah pemahaman, bukan penghakiman. Maka dengan bahasa yang sederhana, itulah yang ingin disampaikan oleh para Muslimah Hijrah ini. Beberapa kisah nyata proses berhijrah yang dikemas oleh penggagas komunitas Great Muslimah Indonesia, Febrianti Almeera, dalam bukunya yang berjudul “Jalan Hijrahku.”

Febrianti Almeera yang saat ini dikenal sebagai “Inspirator Muslimah Hijrah” memang berfokus pada pengembangan diri para perempuan yang memiliki niat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan meninggalkan dunia lamanya. Inilah yang disebut muslimah hijrah dan inilah yang ingin disampaikannya dalam buku “Jalan Hijrahku”, sebuah sequel kedua dari rangkaian Trilogi Muslimah Hijrah The Series.

Dalam buku ini, wanita yang akrab disapa teh pewski ini menuturkan konsep-konsep hijrah dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna, mulai dari definisi, langkah awal yang harus dilakukan, dan hal-hal yang perlu kita ketahui selanjutnya. Buku ini juga diperkaya dengan adanya 13 kisah nyata para muslimah hijrah. Namun begitu, tidak menutup kemungkinan juga bagi para pria untuk menjadi pembaca buku ini. Karena konsep hijrah pada hakikatnya sama dan kita bisa mengambil ibrah yang serupa dalam kisah-kisah tersebut.

Sebagai seorang penulis, Febrianti Almeera juga merupakan penggagas konsep “Menulis dari Hati,” yakni menyampaikan apa-apa yang kita rasakan dan kita pikirkan melalui kata-kata. Secara apik, cerita dalam buku ini memang dikemas dengan baik dan membuat pembaca tidak jemu apalagi merasa diceramahi akan konsep hijrah. Dan tiga hal yang perlu digarisbawahi dalam kisah-kisah para Muslimah Hijrah ini, bahwa tantangan berhijrah memang selalu dikategorikan dalam tiga hal besar yakni: Harta, Tahta, dan Cinta.

Buku ini memang berhasil menghunjamkan perubahan bagi para pembacanya. Melalui trilogi yang dibuat Febrianti Almeera ini, diharapkannya dapat menjadi complete package yang dapat menuntun para muslimah hijrah untuk tidak merasa sendirian. Dan dengan membaca buku ini, mudah-mudahan dapat menancapkan keyakinan pada pembaca bahwa masa depan akan selalu menjadi lembaran putih meski sekelam apapun masa lalunya. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan meluruskan niat untuk selalu berhijrah semata karena Ilahi Rabbi, Allah Swt. Amin ya rabbal alamin.

Jalan hijrah memang tidak lebih mudah, tapi pasti lebih berkah.”
– Febrianti Almeera –

Bumi Siliwangi, 7 Agustus 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar