RESENSI
BUKU “JALAN HIJRAHKU”
Pengarang :
Febrianti Almeera
Tebal Buku :
xvi + 228 halaman
Harga Buku :
Rp. 50.000,-
Penerbit :
Qultum Media
Tahun Terbit :
November, 2014
“Hidup diawali
dengan menghirup udara dan diakhiri dengan mengembuskan udara. Maka, proses
bernapas yang kita lakukan setiap detiknya merupakan peringatan nyata bahwa
kehidupan begitu singkat. Sesingkat jeda antara hirup dan embus.”
– Febrianti Almeera –
– Febrianti Almeera –
Dalam
waktu yang singkat ini, hidup seakan terkotak-kotak dalam dua golongan: golongan
kaum terang dan golongan kaum gelap. Merekalah kaum terang yang kehidupannya
begitu dekat dengan kesalehan, tampak damai, dan nyaris tiada beban. Sementara
di sisi lain, si gelap dianggap sebagai kaum yang kehidupannya begitu dekat
dengan gelimang dosa dan maksiat, dipenuhi perasaan hampa, dan kekosongan. Kesimpulan
akhir dari kedua golongan ini selalu sama, “Biarkan mereka hidup dengan
dunianya, dan kita dengan dunia kita. Kita memang berbeda.” Maka, wajar bila keduanya
tak pernah saling melebur, apalagi membaur. Dalih si terang, khawatir
terbawa-bawa. Sementara dalih si gelap, malu dan merasa tak pantas.
Kedua kotak ini seakan tak ada jembatan
penghubungnya, membuat si terang menjadi semakin terang dan si gelap menjadi semakin
gelap. Hal ini terlihat janggal sekali. Karena pada hakikatnya hidup adalah
untuk berubah. Semua manusia pasti akan mengalami perubahan dalam perjalanan
hidupnya, tanpa terkecuali. Mengenai arah perubahannya menuju kebaikan, itu
bisa diupayakan. Hal tersebutlah yang kemudian kita sebut sebagai: Hijrah.
Hijrah pada awalnya memang dilakukan oleh
Rasulullah Saw. dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Pada saat itu memang perpindahan
yang beliau lakukan yakni dari Mekkah ke Madinah tak lain dan tak bukan yakni
untuk mencari lingkungan baru yang lebih kondusif untuk berdakwah. Hal inilah
yang kemudian berkembang di masyarakat mengenai konsep hijrah. Bahwa hijrah
adalah proses perpindahan menuju kebaikan. Dengan hijrah artinya kita akan
meninggalkan sesuatu untuk menuju sesuatu. Dan hijrah merupakan perjalanan dari
kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Itulah sejatinya konsep hijrah
dari kaum muslimin dan muslimat di seantero negeri ini.
Untuk berhijrah, terkadang seseorang
membutuhkan teman. Mereka butuh dituntun, bukan dituntut. Yang diperlukan
mereka adalah pemahaman, bukan penghakiman. Maka dengan bahasa yang sederhana,
itulah yang ingin disampaikan oleh para Muslimah Hijrah ini. Beberapa kisah
nyata proses berhijrah yang dikemas oleh penggagas komunitas Great Muslimah
Indonesia, Febrianti Almeera, dalam bukunya yang berjudul “Jalan Hijrahku.”
Febrianti Almeera yang saat ini dikenal
sebagai “Inspirator Muslimah Hijrah” memang berfokus pada pengembangan diri
para perempuan yang memiliki niat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah
dengan meninggalkan dunia lamanya. Inilah yang disebut muslimah hijrah dan
inilah yang ingin disampaikannya dalam buku “Jalan Hijrahku”, sebuah sequel
kedua dari rangkaian Trilogi Muslimah Hijrah The Series.
Dalam buku ini, wanita yang akrab disapa
teh pewski ini menuturkan konsep-konsep hijrah dengan bahasa yang ringan dan
mudah dicerna, mulai dari definisi, langkah awal yang harus dilakukan, dan
hal-hal yang perlu kita ketahui selanjutnya. Buku ini juga diperkaya dengan
adanya 13 kisah nyata para muslimah hijrah. Namun begitu, tidak menutup
kemungkinan juga bagi para pria untuk menjadi pembaca buku ini. Karena konsep
hijrah pada hakikatnya sama dan kita bisa mengambil ibrah yang serupa dalam kisah-kisah tersebut.
Sebagai seorang penulis, Febrianti Almeera
juga merupakan penggagas konsep “Menulis dari Hati,” yakni menyampaikan apa-apa
yang kita rasakan dan kita pikirkan melalui kata-kata. Secara apik, cerita
dalam buku ini memang dikemas dengan baik dan membuat pembaca tidak jemu
apalagi merasa diceramahi akan konsep hijrah. Dan tiga hal yang perlu
digarisbawahi dalam kisah-kisah para Muslimah Hijrah ini, bahwa tantangan
berhijrah memang selalu dikategorikan dalam tiga hal besar yakni: Harta, Tahta, dan Cinta.
Buku ini memang berhasil menghunjamkan perubahan
bagi para pembacanya. Melalui trilogi yang dibuat Febrianti Almeera ini,
diharapkannya dapat menjadi complete
package yang dapat menuntun para muslimah hijrah untuk tidak merasa
sendirian. Dan dengan membaca buku ini, mudah-mudahan dapat menancapkan
keyakinan pada pembaca bahwa masa depan akan selalu menjadi lembaran putih
meski sekelam apapun masa lalunya. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan
meluruskan niat untuk selalu berhijrah semata karena Ilahi Rabbi, Allah Swt.
Amin ya rabbal alamin.
“Jalan hijrah memang tidak lebih mudah, tapi pasti lebih berkah.”
– Febrianti Almeera –
– Febrianti Almeera –
Bumi Siliwangi, 7
Agustus 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar