Jumat, 14 Agustus 2015

Resensi Buku "Cherish You"

RESENSI BUKU "CHERISH YOU"

Judul Buku      : Cherish You

Pengarang       : Irfa Hudaya

Tebal Buku      : x + 302 halaman

Harga Buku     : Rp. 45.000,-

Penerbit           : Penerbit Orange

Tahun Terbit    : 2015

            Pernahkah Anda merasa seperti telur orak arik? Berbagai rasa tercampur padu di hati dalam satu waktu. Senang, sedih, tertawa, menangis, terharu, dan tersipu. Begitulah yang Saya rasakan saat membaca novel sederhana ini. Sebuah karya yang ditulis oleh mbak Irfa Hudaya dengan judul: “Cherish You.”

            Setiap orang pasti ingin menikah, Saya yakin akan hal tersebut. Tapi menikah dengan seorang duda beranak satu yang merupakan mantan suami dari kakak Anda sendiri? Tentu Anda tidak akan seyakin menjawab pertanyaan yang pertama. Itulah yang dirasakan oleh Rifka, salah satu tokoh utama dalam buku ini.

            Pada mulanya, ceritanya ini dimulai terlebih dahulu dengan kisah Mahira dan Aini, sepasang suami istri dari kota pelajar, Yogyakarta. Mahira atau yang akrab disapa Mas Hira merupakan suami dari Aini, kakak kandung Rifka. Nahasnya selepas melahirkan Aqiella, Aini harus rela melepaskan kebahagiaan di dunia karena terkena komplikasi penyakit pasca melahirkan yakni eklampsia: keracunan kehamilan.

            Dunia seakan kiamat bagi Hira. Baru saja ia berbahagia dengan momongannya, namun apa daya sang bundanya harus pergi begitu cepat meninggalkan mereka dengan luka yang mendalam. Di tengah suasana duka tersebut, Ibu mertuanya hadir dengan sebuah solusi bagi Hira yakni menikahkannya dengan Rifka. Mendengar kabar tersebut tentu keduanya kaget sekaligus gamang. Bisakah Hira menerima Rifka yang sifatnya bertolak belakang dengan Aini? Pun Rifka yang masih tergolong belia dan berontak ingin menikah dengan lelaki pilihannya sendiri.

            Pilihan tersebut memang bukan tanpa alasan. Selain Aqiella sudah nyaman diurus oleh Aunty-nya, Ibunya juga merasa hanya inilah jalan satu-satunya agar ia tidak jauh dari menantu dan cucu kesayangannya. Apalagi gagasan tersebut makin dikuatkan dengan adanya wasiat dari Aini untuk menitipkan suami dan anaknya kepada adik tercintanya, Rifka. Merasa terpojok dengan keadaan, akhirnya Hira dan Rifka menikah selang dua minggu kemudian.

            Perjalanan baru akan dimulai. Dua orang yang dipaksa mencintai oleh keadaan akhirnya mulai berusaha untuk beradaptasi satu sama lain. Hira dengan sikap dewasanya dan Rifka dengan sikap manja kekanak-kanakannya, menambah hangat suasana dalam novel ini. Berbagai kisah unik dan menggelitik seringkali membuat pembaca terpingkal dan tersenyum simpul. Saya sangat salut akan kemampuan mbak Irfa memadukan karakter mereka berdua dengan sangat khas dan elegan.

            Terlebih lagi, novel ini juga diperkaya dengan penggambaran cerita oleh dua sudut pandang yakni Hira dan Rifka. Alhasil, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran masing-masing tokoh yang memang jauh berbeda. Ketika sedang marahan, ngambek, tersipu, sedih, tertawa, haru, dan bahagia, semuanya ikut melebur menjadi satu seakan-akan kitalah yang menjadi Hira dan Rifka tersebut. Saya bahkan tak sanggup untuk melepaskan novel ini hanya untuk sekedar tidur atau beraktifitas. Pikiran saya penuh dengan tanda tanya, apakah yang selanjutnya akan terjadi? Bagaimanakah kisah Hira dan Rifka selanjutnya? Apakah mereka akan rujuk, menerima satu sama lain, dan menemui happy ending pada akhirnya?

            Dan terakhir, Saya sangat dikejutkan dengan closing cerita yang tidak disangka-sangka. Sungguh, Saya yakin Andapun akan terpingkal-pingkal saat membaca bagian penutup dari cerita ini. Sebuah akhir yang melegakan, memuaskan, dan menggoreskan sebuah senyum di wajah Saya pada akhirnya.

            Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk Anda semua. Bagi yang ingin mempelajari tentang cinta, romantisme rumah tangga, dan juga konsep saling bersimpati dan berempati antar pasangan. Semua itu akan Anda dapatkan, utuh, dalam novel ini. Dikemas dengan apik, manis, dan mengalir, novel ini pasti akan memperkaya koleksi buku fiksi Anda di rumah. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari perjalanan hidup Hira dan Rifka. Two thumbs up buat mbak Irfa. (y)

Bumi Siliwangi, 14 Agustus 2015.

2 komentar:

  1. Makasih banget ya udah bikin hidungku kembang kempis heheehe ...

    BalasHapus
  2. wiihh jadi penasaran sma buku ini hhee

    BalasHapus