Tulisan ini gue buat di akhir bulan lalu untuk memenuhi tugas pertama gue di Al-Qolam.. Gue berharap dengan membaca tulisan ini kita semua dapat tergugah hatinya, syukur" kalo misalkan ada yang berubah karena tulisan ini (termasuk gue sendiri).. hehe
Mangga di baca, mohon maaf kalo masih banyak kekurangan di sana-sini, semoga bermanfaat :-)
Untaian Kata Untuk Semua
|
My Letter For All of Us |
Bismillahirrahmanirrahmin…
Suara
jam berdetik diiringi dengan irama ketikan keyboard di malam yang sunyi ini..
Tiba-tiba
saja diri ini ingin menuliskan sesuatu, sesuatu tentang diri ini, agama ini,
dan dunia ini..
Ya,
dunia fana yang sementara kita tinggali ini..
Dunia
tempat kita mengabdi dan beribadah kepada-Nya..
Di
tengah-tengah kesibukan duniawi ini, diri ini hanya ingin menyampaikan pesan kepada
para pembaca sekalian.. Dengan tulisan ini, diharapkan kita semua mulai merenungi..
Problematika yang tengah kita hadapi saat ini, dan juga solusi yang diri ini tawarkan
kepada kita semua..
Bismillahirrahminrrahim…
Kepada
teman-temanku semua, sadarkah kalian bahwa kita hidup ini hanya untuk sementara?
Sadarkah
bahwa goal kita setelah melewati ujian
di dunia ini hanya dua, syurga atau neraka..
Inginkah
kita masuk ke dalam neraka jahanam Allah SWT??
Sudah
pantaskah kita untuk masuk ke dalam syurga yang dijanjikan Allah SWT??
Banyak
penyanyi-penyanyi yang telah mengungkapkan ini dalam lirik-lirik lagu religius mereka..
Sebut saja Ungu Band dalam lagunya Andai Ku Tahu..
“…Aku manusia, yang takut neraka.. Namun
aku juga tak pantas di syurga..”
Juga
dalam lagu almarhum Chrisye,,
“Jika syurga dan neraka tak pernah ada..
Masihkah kau sujud kepada-Nya?
Jika syurga dan neraka tak pernah ada.. Masihkah kau menyebut nama-Nya?”
Dari
kedua lagu tersebut dapat kita lihat bahwa sebenarnya tak ada satupun manusia
yang ingin masuk neraka. Saya yakin, kita semua pasti punya satu keinginan tertinggi,
yaitu Jannah. Akan tetapi, sebesar apa
sih sebenarnya usaha kita untuk mencapai Jannah
tersebut??
Berdasarkan
lagu Chrisye di atas, kita lihat bahwa dari segi ibadahpun sebenarnya kita tidak
ikhlas. Kita melakukannya hanya sebatas ritual semata. Hanya karena kebiasaan kita
dari kecil untuk sholat 5 waktu, maka itulah yang kita lakukan. Tanpa ada makna
yang lebih dari itu.
Kembali
ke lagu Chrisye, andaikan saja syurga dan neraka tidak ada, apakah kita masih tetap
menyembah-Nya? Akankah kita tetap beribadah kepada-Nya? Ini satu tanda Tanya besar
bagi kita, bahkan saat kita tahu bahwa ada hadiah berupa “Syurga”, ibadah kitapun
hanya segini-segini saja.. Bagaimana bila Syurga tidak ada?? Sepertinya keadaannya
akan lebih buruk lagi.. naudzubillahi min
dzalik..
Jadi
kesimpulan saya yang pertama adalah bahwa permasalahan kondisi Islam saat ini adalah
terletak pada krisis moral dan keyakinan. Banyak pemikiran-pemikiran atheis di negeri kita salah satunya adalah
karena ini. Dimana orang-orang mulai luntur kepercayaan akan Ketuhanan Yang
Maha Esa-nya..
Sekarang
pertanyaannya adalah apakah implikasi dari lunturnya keyakinan beragama dari seseorang?
Banyak!
Pertama,
orang tersebut hilang selera untuk beribadah kepada Allah SWT.
Contoh
kasusnya, di Indonesia saat ini banyak yang beragamakan Islam KTP.
Kenapa
disebut demikian? Karena mereka memang Islam di KTP saja. Puasa tidak pernah,
mungkin hanya di bulan Ramadhan saja dan itupun masih belang-betong di sana sini..
Lalu sholatnya? Mungkin setahun hanya dua kali saja, saat Idul Fitri dan saat Idul
Adha..
Ketika
sedang didekati orang, Subhanallah sekali,
sholatnya khusyu pisan! Matanya merem,
bacaannya was-wes-wos, seakan-akan satu Al-Qur’an di baca oleh-Nya. Semua orang
terkagum-kagum di buatnya! Padahal ada satu yang tidak mengagumi tindakannya tersebut..Tidak
lain dan tidak bukan, Allah SWT,, Dzat Yang Maha Mengetahui akan segala sesuatu..
Dia
pikir Allah SWT ridho akan ibadah yang seperti itu? Ibadah yang mengharapkan pujian
dari makhluk-Nya.. Ibadah yang dibuat-buat sebagai pencitraan diri dia di
dunia.. Ibadah seperti itukah yang Allah inginkan? Jawabannya : TIDAK!
Ibarat
seorang tukang bangunan yang sedang mengkonstruksi sebuah gedung. Ia rajin ketika
ada mandornya datang, sedang ketika mandornya pergi lantas ia menjadi malas-malasan.
Apakah ia akan mendapatkan upah yang besar atas hasil malas-malasannya itu?
Jika mandornya tahu tentu saja dia tidak akan mendapatkan apapun, bahkan bias saja
ia dipecat dari pekerjaannya. Tapi tentu saja Allah tidak akan begitu saja memecat
seseorang dari kehidupan di dunia ini. Begitu penyayangnya Allah SWT kepada kita
sehingga kita masih diberikan kesempatan berkali-kali untuk bertaubat dan mendekatkan
diri kembali kepada-Nya.. Sadarkah kita akan hal tersebut?
Lalu
untuk solusinya, apakah yang dapat kita perbuat?
Tentu
saja jawabannya Cuma satu : BERUBAH !
Kita butuh suatu perubahan, suatu revolusi yang besar di kehidupan kita! Bukan sekedar
revolusi yang membutuhkan waktu bertahun-tahun, akan tetapi revolusi besar-besarkan
akan kehidupan kita, keluarga, beserta lingkungan kita!
Tentu
menurut akal logika tidak semudah itu seseorang untuk berubah. Hanya karena ada
keinginan untuk berubah lantas ia melewatkan berbagai tahapan dan proses untuk menjadi
lebih baik. Bisakah ia? Tentu saja bisa! Dikisahkan dahulu ada sahabat nabi
yang pekerjaannya itu membunuh, memperkosa, maksiat, minum khamr, dan berbagai perbuatan
keji lainnya sepanjang kehidupannya. Akan tetapi setelah bertemu Rasulullah
SAW, kontan ia langsung menyadari bahwa perbuatannya itu salah dan segera bertaubat.
Ya, sahabat tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Umar bin Khattab. Lalu siapakah
yang bias membuat Umar seperti itu? Hanya Allah SWT yang bias membuat perubahan
terhadap diri seseorang secara cepat. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Apapun yang dianggap tidak mungkin bagi manusia,
bias dilakukan Allah SWT semudah membalikkan telapak tangan.
Kembali
pada bahasan kita tadi, bahwa perubahan ini tentu saja harus dipicu oleh beberapa
hal. Yang pertama karena adanya dorongan atau motivasi untuk berubah. Seseorang
bias saja berubah karena pengaruh atau ajakan dari temannya. Disinilah peran kita
juga sebagai pendakwah Karena sesungguhnya tugas kita adalah mengajak kepada kebaikan
(berdakwah). Lalu dakwah seperti apa yang bias kita lakukan? Banyak!
Dakwah
bisa melalui dua metode, secara langsung dan tidak langsung. Dakwah yang secara
langsung adalah dakwah melalui lisan, seperti para penceramah, da’i, ustadz,
dan lain sebagainya. Metode ini bias kita pakai ketika sedang ada pengajian di
masjid, khotbah jum’at, pematerian, maupun saat mentoring. Lalu yang kedua adalah
dakwah secara tidak langsung, yaitu dakwah yang melalui perantara-perantara
media yang ada pada saat ini. Media-media tersebut dapat berupa cerita-cerita hikmah
yang terangkum dalam suatu buku, kumpulan cerpen, novel, notes dalam jejaring sosial, blog, website, buletin, majalah, dan
lain sebagainya. Dan termasuk beberapa lembar kertas yang sedang antum pegang ini.
Inilah
salah satu pesan saya untuk kita semua. Berawal dari untaian demi untaian kata
yang terangkum dalam kalimat-kalimat cinta yang digerakkan oleh Allah SWT untuk
saya tuliskan, dilanjutkan dalam lembaran-lembaran kertas yang di bantu mesin
printer untuk memperbanyaknya, dan insya Allah dilanjutkan ke dalam website dan
blog yang dibantu jejaring sosial dalam penyebarannya.
Inilah
dakwahku. Dakwah untuk kita semua. Dakwah demi kejayaan Islam..
Inilah
satu tulisanku. Satu pesanku. Pesan Cintaku Untuk Islam…
Semoga
bermanfaat bagi kita semua..
Bandung, 30 November
2012
M. Ginanjar Eka Arli
NIM.
1104203
Lampiran :
|
I Love Islam :-) |
|
This is My Love Message For Islam :-) |