Kamis, 21 Mei 2015

Aliansi Mahasiswa UPI Care Galang Dana untuk Muslim Rohingya

Penggalangan Dana untuk Muslim Rohingya oleh Mahasiswa UPI Care (20-22/5)

Bandung, UPI.

Sebuah hadits mengatakan, “Muslim yang satu dengan yang lain ibarat satu tubuh.” Maka ketika ada saudara seiman yang mendapatkan kesulitan di luar sana, saat itulah muslim yang lain geram dan jengah melihat kondisi tersebut. Atas dasar itulah sekelompok mahasiswa UPI yang terdiri dari berbagai ormawa membentuk aliansi yang diberi nama Mahasiswa UPI Care untuk membantu muslim Rohingya dalam bentuk penggalangan dana dan bantuan berupa makanan, minuman, maupun pakaian pada tanggal 20-22 Mei 2015 bertempat di kampus UPI Bumi Siliwangi.

Ir. Soekarno pernah mengatakan, "JAS MERAH: Jangan sekali-kali Melupakan Sejarah." Maka sebelum kita memberikan bantuan kepada muslim Rohingya, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang terjadi pada mereka sebenarnya. Hal ini sebetulnya telah dibahas oleh mahasiswa UPI Care dalam Kajian Kritis: "Menjawab Panggilan Muslim Rohingya" bersama Chandra Purna Irawan (Dosen, Penulis, CEO Syaria Law Institute) pada hari Selasa, 19 Mei 2015, bertempat di lantai 1 Gd. Geugeut Winda UPI, Bandung.

Kajian Kritis: "Menjawab Panggilan Muslim Rohingya" bersama Chandra Purna Irawan.

Dari pemaparan kang Chandra, kita mendapatkan informasi bahwa tahun 1942 lebih dari 100 ribu Muslim dibantai di Burma dan ratusan ribu mengungsi ke luar negeri. Kemudian pada tahun 1982 terjadi operasi penghapusan kebangsaan kaum Muslimin karena dinilai sebagai warga negara bukan asli burma. Padahal kaum Muslim Rohingya yang tinggal di Arakan adalah penduduk asli disana sejak Islam menyebar ke seluruh daerah burma pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid, tahun 877 M.

Setelah Khilafah tidak ada dan Inggris datang untuk menjajah pada tahun 1824, warga Rohingya mencari-cari tempat yang aman. Namun, hingga kini mereka masih belum mendapatkannya dan terlunta-lunta di laut lepas tanpa persediaan makanan yang memadai. Parahnya dunia internasional masih belum menanggapi permasalahan ini dengan serius. Negara di Asia Tenggara selama bertahun-tahun telah mengabaikan warga Rohingya yang berjumlah sekitar 1,3 juta jiwa. Bahkan ketika perahu-perahu yang ditumpangi oleh Muslim Rohingya itu mendarat di Malaysia dan Thailand, pemerintah setempat justru menolak.

Seperti yang dilansir oleh merdeka.com, Malaysia pada kamis (14/5) telah menghalau dua kapal yang mengangkut 800 warga Rohingya dan Thailand menghalau satu kapal yang berisi ratusan penumpang di perairan mereka. Demi mempertahankan hidup, diantara mereka ada yang meminum air kencing sendiri menurut Jonathan Head, wartawan BBC, seperti yang dilansir Independent, Kamis (14/5). Selain itu, setidaknya sepuluh penumpang meninggal akibat kelaparan dan kehausan dan mayat-mayatnya dibuang ke laut.

Pada jumat (15/5) lebih dari 700 warga Rohingya tiba di pelabuhan Langsa, Aceh. Awalnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko menolak kedatangan warga Rohingya ke Indonesia. Mereka sempat menghalau beberapa kapal yang berisi ratusan warga Rohingya. Kemudian setelah melihat kapal mereka tenggelam di lepas pantai Propinsi Aceh, enam kapal nelayan menyelamatkan mereka.

Pemerintah Kota Langsa mengakui merasa kesulitan keuangan dalam menangani lebih dari 700 warga Rohingya yang terdampar di Kota Langsa. Usman Abdullah, Wali Kota Langsa, mengatakan kepada wartawan BBC, Sri Lestari, bahwa anggaran mereka sangat terbatas. Sementara, hari ini warga Rohingya yang terdampar di Kota Langsa hanya bisa bergantung kepada bantuan yang datang kepada mereka.

Merasa terpanggil oleh hal tersebut, maka UKM Kalam UPI berinisiatif membentuk aliansi mahasiswa UPI Care yang terdiri dari LDK UKDM UPI, Tutorial PAI-SPAI DPU UPI, UKM KI Al-Qolam UPI, UPTQ, BAQI, SCIEmics, KSR, UKSK, HIPMI, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia, Fisika, Matematika, Teknik Mesin, PGSD Penjas, IKOR, Bahasa Indonesia, IPAI, MIK, BK, Pend. Akuntansi, Bahasa Jepang dan Ilmu Komputer. Mahasiswa UPI Care bertujuan menggalang dana dan bantuan untuk muslim Rohingya selama tiga hari dengan cara blusukan ke kelas-kelas, membuka stand di PKM dan fakultas, serta mengadakan pawai penggalangan dana yang insya Allah diadakan pada Jumat sore, 22 Mei 2015, bertempat di kampus UPI Bandung.

Bagi mahasiswa UPI, dosen, dan khalayak umum yang berkenan menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu saudara seiman kita di sana, bisa melalui no. rek. Bank Syariah Mandiri 7062494306 a.n Murni Maulina ataupun no. rek. BNI Syariah 0340321551 a.n Nola Dwi Naya Sari dengan konfirmasi: Nama_Alamat_Jumlah Donasi dan dikirim ke 089510099284 (Kalam). Informasi lebih lanjut mengenai penggalangan dana ini bisa melalui Alfan (089632760955) ataupun Tia (089680871898). [M. Ginanjar Eka Arli]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar