Topik Mulyana (Kanan), M. Ginanjar Eka Arli (Kiri). |
Bandung, UPI.
Ahad
(26/5), UKM KI Al-Qolam UPI dengan resmi meluncurkan buku antologi cerpen yang
bertajuk “Secangkir Kontradiksi” bertempat di Aula Masjid Al-Furqon UPI,
Bandung. Pada kegiatan ini, Al-Qolam mengundang dua orang narasumber untuk
memberikan pandangannya terhadap buku tersebut. Mereka adalah Topik Mulyana,
S.S., M.Hum., (Dosen, Editor, dan Penulis) dan Utami Nurhasanah (Pegiat
Literasi dan salah seorang kontributor dalam buku “Secangkir Kontradiksi”).
Secangkir
kontradiksi adalah sebuah buku kumpulan cerpen hasil sayembara Al-Qolam
Writivation Festival (AWF) tahun 2012 – 2014. Dalam buku ini terdapat 18 kontributor
terpilih yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan umum. Mereka berasal dari
berbagai pelosok di Indonesia, yakni Jawa dan Sumatera. Adapun tema yang
diangkat dalam cerita ini berbeda-beda, mulai dari “Tulisanku, Pesan Cintaku
untuk Islam”, “Pemuda Pelajar Muslim”, hingga “Kisahku untuk Islam.”
Pada sesi yang pertama, segelas kritik diutarakan
oleh Pak Topik Mulyana. Beliau berpendapat bahwa sebuah karya sastra yang baik
perlu memperhatikan sisi kebahasaan yang meliputi keterbacaan dan logika
cerita. Dalam buku ini memang masih terdapat beberapa kesalahan perihal diksi,
kelogisan karakter, dan juga teknis penceritaan yang masih banyak “menggurui”.
Seharusnya, nilai-nilai yang ingin disampaikan penulis haruslah “meresap” dalam
cerita, bukan “tertuang”.
Selain itu, beliau juga menyampaikan
kritik dari segi struktur tematik. Menurut beliau karya ini masih termasuk
karya yang “Sosiosentrik”. Artinya, buku ini masih terbatas hanya untuk
beberapa kalangan saja, khususnya kalangan aktivis kepemudaan. Padahal, karya
yang baik adalah yang dapat dinikmati oleh setiap kalangan. Dan untuk mencapai
hal tersebut memang tidaklah mudah, termasuk untuk Al-Qolam. “Semoga Al-Qolam dapat
terus konsisten dalam berkarya, eksis dalam dunia kepenulisan, dan
menyempurnakan karya-karya yang dilahirkannya,” harap beliau di akhir pertemuan.
Utami Nurhasanah (Kanan), Lia Wt (Kiri). |
Selanjutnya pada sesi yang kedua
disampaikan talkshow singkat bersama
Utami Nurhasanah seputar kepemudaan dan keislaman. Pada masa sekarang, tentu
sangat miris melihat kondisi pemuda yang akhlaknya semakin hari semakin
terkikis. Hal ini disebabkan faktor ilmu yang belum memadai, globalisasi,
hingga masuknya budaya asing ke lingkungan kita. Untuk mengatasi tersebut
tentulah para pemuda, khususnya pelajar, harus banyak menggali ilmu kembali
khususnya dalam hal keislaman.
Dalam hal ini, secangkir kontradiksi
merupakan salah satu media berdakwah yang tepat untuk para pemuda, khususnya
pelajar muslim. Dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna, buku ini memuat
berbagai macam kisah hikmah yang sarat akan makna. Setelah menyeruput secangkir kontradiksi, pembaca pun dapat menyesapi
sendiri nilai – nilai yang terkandung didalamnya. Harapannya setelah membaca
kisah dalam buku ini, pembaca dapat tertarik untuk lebih mendalami Islam di
kemudian hari.
Buku secangkir kontradiksi merupakan karya kedua dari Al-Qolam yang dikomersilkan secara terbatas. Buku tersebut dihargai senilai Rp. 58.000,-/eksemplar, namun khusus untuk bulan ini Al-Qolam memberikan diskon sebesar 15%. Bagi yang ingin memesan buku ini dapat menghubungi Lia: 08986053959. (M. Ginanjar Eka Arli)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar