#Day 4
Mungkin aku benar-benar terinspirasi dari salah satu blogger dengan kisah cintanya yang memikat para pembacanya. Disana ia bercerita tentang perjuangannya menjemput seorang gadis pujaan dan menorehkan tinta perjuangan di diary onlinenya.
Maka disinilah aku sekarang. Tidak bermaksud untuk menirunya, namun hanya berharap surat cinta ini satu demi satu bisa tersampaikan kepadamu suatu hari nanti. Aku tidak tahu apakah surat cinta ini akan sampai ataukah tidak. Apakah kau tahu ataupun tidak. Apakah kau akan perduli maupun tidak. Yang kutahu, aku menuliskan ini untukmu tanpa perduli apa sikapmu padaku.
Duta pernah berkata dalam tembangnya, "Selamanya hanya kubisa memujamu. Selamanya hanya kubisa merindukanmu." Tapi aku tidak percaya sepenuhnya pada statement itu. Aku memang pemuja rahasiamu untuk saat ini, yang mengagumimu secara diam-diam, dan berharap kau akan mau denganku suatu hari nanti. Namun aku pun telah memutuskan untuk memperjuangkanmu dan hal itulah yang akan terus aku pertahankan.
Sebelum janur kuning melengkung, maka tekadku pun akan terus membulat. "Bukan cinta yang memilihmu tapi Allah yang memilihmu untuk kucintai." Semoga petikan lirik dari kang Abay ini memang benar untukmu. Dan surat cinta ini akan terus kutulis sampai hari dimana aku tidak bisa menyebut namamu lagi. Dalam surat, buku harian, dan percakapan sehari-hari. Hari dimana aku tidak bisa mengetik namamu lagi dan membuat satupun surat cinta untukmu.
Pasha pun turut berdendang, "Ku ingin kau tahu diriku disini menanti dirimu. Meski kutunggu hingga ujung waktuku. Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya." Sampai disini aku mulai merasa menjadi lelaki melankolis. -_-
Sebelum menjadi semakin galau karena malam, lebih baik kulunaskan dulu hutangku sampai disini. Kisah apalagi yang akan kutulis besok? Semoga bisa menjadi sepucuk surat cinta lagi. Untukmu.