Kamis, 24 September 2015

Nervous

#Day 1.8

Sore ini aku mendapat kabar tak terduga. Besok, tepatnya pagi-pagi sekali, aku diminta untuk berkolaborasi dan mempromosikan lembaga tempat aku bekerja. Mungkin terdengar sudah biasa, tapi jika kau tahu bahwa aku akan berbicara di depan dua ribu peserta dalam waktu satu jam? Ya, itu cukup untuk membuatku mati rasa.

Aku membayangkan apa yang akan kukatakan besok di hadapan mereka semua? Dua ribu siswa dengan berbagai macam karakter asal kota simping ini membuatku cemas dan gundah gulana. Haruskah aku bercanda? Menertawai diriku sendiri dengan dalih melakukan stand up comedy seperti para comic di televisi? Ataukah aku akan mencari topik yang pada akhirnya akan menjadi garing dan membuat suasana "krik-krik"?

Jika kau ada disini, kira-kira apa yang akan kau katakan ya? Apakah kau akan menyemangatiku dan berkata, "Kamu pasti bisa!" Ya, sebuah semangat yang dulu selalu kurasakan kala kau percaya bahwa aku pasti bisa melakukan apa yang seharusnya kulakukan. Kau pasti menatapku dengan tatapan berbinar bahwa kau akan mendukungku dari belakang dan berdoa yang terbaik untukku. Itulah dirimu.

Jadi, mungkin hanya ada satu hal yang aku pinta dari dirimu malam ini. Entah kau mengetahui atau tidak, tapi tolong doakanlah aku malam ini. Ayah berkata bahwa ini adalah kesempatan baik bagiku. Kesempatan untuk membuktikan diri dan membuat orang-orang percaya padaku. Tapi bagiku ini juga merupakan kesempatan untuk mendekat kepadamu. Dengan menjadi orang yang bisa diandalkan, semoga sedikitnya aku pun bisa menjadi tempat bernaung bagimu suatu hari nanti.

Aku selalu cemas, apakah aku memang sudah siap jika harus memimpinmu suatu hari nanti? Layaknya lokomotif yang menggandeng bagian kereta lainnya dan menuntunnya sampai dengan tempat tujuan, apakah aku bisa menjadi lokomotif bagimu?

Cepat atau lambat, kita akan mengetahuinya. Biarlah sang waktu yang akan menjawab semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar