Gue suka banget sama Raditya Dika. Ketika gue dapet tugas untuk meresensi buku dari dosen gue, hal pertama yang gue pikirin adalah buku-buku Raditya Dika. Dan pilihan pertama gue jatuh kepada buku terbarunya yaitu "Manusia Setengah Salmon."
Sayangnya nasib berkata lain. Ketika gue udah seneng-seneng bakal meresensi tuh buku, apa daya temen gue udah ngebooking buku itu juga.. huhuhu :(
Tak ada akar, batangpun jadi. Akhirnya gue putuskan untuk meresensi buku lain dari bang Dika, yaitu "Marmut Merah Jambu."
Proses resensi ini tidak berlangsung lama, karena gue juga udah sering baca bukunya n diulang-ulang mulu (saking gak ada kerjaannya), akhirnya cuma dalam waktu beberapa jam saja gue udah selesai meresensi buku ini.
Mau tau gimana hasil resensinya?
Check this out!
Jumat, 30 Maret 2012
Minggu, 25 Maret 2012
Cinta Cinta Cinta
Cinta itu... kayak orang lagi nahan kentut..Cinta itu... kayak orang lagi mau pipis...
Di keluarin salah, di tahan juga salah...
Harus tahu tempat dan waktu yang tepat dulu...
Pengennya cepet-cepet dikeluarin,,
Tapi klo gak dikeluarin bakalan jadi penyakit...
Cinta itu... kayak orang mau eek'...Cinta itu... kayak orang lagi ceramah...
Ngeluarinnya susah banget...
Tapi sekalinya keluar rasanya lega banget...
Kadang dia menarik hati...
Tapi terkadang juga membosankan...
Cinta itu... kayak jepretan lampu blitz...Cinta itu... kayak mau makan...
Cuma terjadi sesaat...
Tapi bisa bikin kaget dan salting...
Perlu persiapan yang rapi...
Baru bisa dinikmati...
Cinta itu... kayak lagu...Cinta itu... kayak orang lagi ngelucu...
Cuma butuh waktu sebentar untuk mendengarnya...
Tapi bisa membekas dalam waktu yang lama di hati pendengarnya...
Spontan, jayuz, gak liat-liat tempat...
Kadang geje dan gak masuk akal...
Cinta itu... kayak orang lagi baca buku...Cinta itu... menerima...
kalem... diem... gak banyak gerak...
tapi penuh dengan berbagai hal di dalamnya...
menerima apa adanya...
menerima ada apanya...
Cinta itu... memberi...Cinta itu... buta...
memberi yang kita punya,,,
memberi yang dia inginkan...
gak pandang siapa dan dimana...
gak tau waktu dan keadaan...
Cinta itu... rela...Cinta itu... berbagi...
rela berkorban...
waktu dan uang...
suka cita bareng-bareng...
duka lara di rasakan sama-sama...
Cinta itu... kata-kata...
C.I.N.T.A.
L.O.V.E
Rabu, 21 Maret 2012
Mahkota Geje
Okeh, berdasarkan amanat dari temen gue, kali ini gue pengen sedikit berbagi cerita aja tentang sesuatu yang sering sekali kami lakukan di kampus.
Apakah hal itu??
Penasaran??
Lihat lagi ke bawah,,,
Ayoo teruuss...
Sedikit lagi....
Hampir sampai....
............
Dah ah, geje... ahhahaha :D
Yepz, salah satu dari sekian banyak hal yang kita lakukan (sadar ataupun gak sadar) adalah Geje, alias Gak Jelas.
"Lho kok Gak Jelas disingkat Geje? Bukannya jadinya Gaje ya?"
"Gaje itu kalo disingkat secara langsung, sedangkan kalo Geje kita ini tulisannya G-Je, atau kalo dibaca Ge dan Je, yang kalo digabungin menjadi Geje" #apasihh
Nah, ketika ada seseorang yang mulai bertingkah Geje, kita akan menghargai usaha dia tersebut dengan cara memberikan suatu penghargaan berupa Mahkota Geje ! :D
Sebenernya asal usul Mahkota Geje ini juga kurang jelas,, mungkin aja dari sejak jaman dahulu kala ketika pertama kali manusia diciptakan mahkota ini sudah ada.. atau mungkin juga ketika yang lain sedang tertidur, di suatu tempat di dunia ini, di tengah malam yang sunyi, gelap gulita, tiba-tiba ada orang yang tersadar dan mencetuskan pembuatan Mahkota Geje ini. Geje ya? Namanya juga Mahkota Geje #Tambah geje
Penghargaan buat Mahkota Geje ini, di spesialisasikan kepada para Jejaka Petir. Siapakah mereka? Nanti akan kita bahas lebih jauh di postingan selanjutnya yaa :)
Siang hari tadi, ketika gue lagi berkumpul dengan para Jejaka Petir plus kembaran lain gue (maksa) yang bernama Agi juga.. Akhirnya kita berdua menjadi saksi para Geje-ers dalam beraksi.
Sebut saja Farhan yang hari ini dinobatkan sebagai Geje of the week. Ternyata setelah Salman dinobatkan sebagai orang ter-Geje sejak hari kemarin, Farhan tidak rela untuk melepaskan Mahkota Geje ini begitu saja. Bahkan seorang Agung yang menjadi King of Geje pun tidak mampu melawannya.
Untuk kalian ketahui, perkumpulan Geje kami ini diketuai oleh Sopiyan, dibantu oleh abdi setianya yaitu Alfi sebagai penimbang tingkat Geje seseorang. Kedua orang ini menjadi juri dari suatu ke-geje-an. Bila suatu hal sudah dianggap melebihi "geje" yang biasa, maka orang itu berhak mendapatkan mahkota geje. Dan sebagai standarisasi Geje, kami mengambil contoh Agung sebagai King of Geje untuk mencontohkan bagaimana sikap-sikap Geje dibentuk.
Bagaimanakah cara kita menilai seseorang dianggap Geje atau belum??
Kita bisa melihat dari beberapa aspek, yang pertama adalah sikap, kemudian yang kedua adalah kata-kata, dan yang ketiga adalah tingkah laku. Khusus untuk King of Geje, tanpa berkata-kata ataupun melakukan sesuatu, dia sudah menunjukkan gejala-gejala awal dari Geje. Karena itu kami menganugerahkan gelar tersebut kepada Agung (Peace Gung ^^)
Tepat pada hari ini telah terukir sejarah baru bahwa Farhan telah mendapatkan 3 mahkota Geje dalam waktu 5 menit. *Tepuk Tangan*
Apa ada yang berminat untuk mengukir sejarah baru dan mengalahkan rekor yang telah dibuat Farhan?
Silahkan untuk mendaftar ke Sopiyan ataupun Alfi dimanapun anda berada..
Bersiap-siaplah!
Karena Mahkota Geje ada untuk siapa saja !!
Muahahahaha #ketawa Geje
Apakah hal itu??
Penasaran??
Lihat lagi ke bawah,,,
Ayoo teruuss...
Sedikit lagi....
Hampir sampai....
............
Dah ah, geje... ahhahaha :D
Yepz, salah satu dari sekian banyak hal yang kita lakukan (sadar ataupun gak sadar) adalah Geje, alias Gak Jelas.
"Lho kok Gak Jelas disingkat Geje? Bukannya jadinya Gaje ya?"
"Gaje itu kalo disingkat secara langsung, sedangkan kalo Geje kita ini tulisannya G-Je, atau kalo dibaca Ge dan Je, yang kalo digabungin menjadi Geje" #apasihh
Nah, ketika ada seseorang yang mulai bertingkah Geje, kita akan menghargai usaha dia tersebut dengan cara memberikan suatu penghargaan berupa Mahkota Geje ! :D
Sebenernya asal usul Mahkota Geje ini juga kurang jelas,, mungkin aja dari sejak jaman dahulu kala ketika pertama kali manusia diciptakan mahkota ini sudah ada.. atau mungkin juga ketika yang lain sedang tertidur, di suatu tempat di dunia ini, di tengah malam yang sunyi, gelap gulita, tiba-tiba ada orang yang tersadar dan mencetuskan pembuatan Mahkota Geje ini. Geje ya? Namanya juga Mahkota Geje #Tambah geje
Penghargaan buat Mahkota Geje ini, di spesialisasikan kepada para Jejaka Petir. Siapakah mereka? Nanti akan kita bahas lebih jauh di postingan selanjutnya yaa :)
Siang hari tadi, ketika gue lagi berkumpul dengan para Jejaka Petir plus kembaran lain gue (maksa) yang bernama Agi juga.. Akhirnya kita berdua menjadi saksi para Geje-ers dalam beraksi.
Sebut saja Farhan yang hari ini dinobatkan sebagai Geje of the week. Ternyata setelah Salman dinobatkan sebagai orang ter-Geje sejak hari kemarin, Farhan tidak rela untuk melepaskan Mahkota Geje ini begitu saja. Bahkan seorang Agung yang menjadi King of Geje pun tidak mampu melawannya.
Untuk kalian ketahui, perkumpulan Geje kami ini diketuai oleh Sopiyan, dibantu oleh abdi setianya yaitu Alfi sebagai penimbang tingkat Geje seseorang. Kedua orang ini menjadi juri dari suatu ke-geje-an. Bila suatu hal sudah dianggap melebihi "geje" yang biasa, maka orang itu berhak mendapatkan mahkota geje. Dan sebagai standarisasi Geje, kami mengambil contoh Agung sebagai King of Geje untuk mencontohkan bagaimana sikap-sikap Geje dibentuk.
Bagaimanakah cara kita menilai seseorang dianggap Geje atau belum??
Kita bisa melihat dari beberapa aspek, yang pertama adalah sikap, kemudian yang kedua adalah kata-kata, dan yang ketiga adalah tingkah laku. Khusus untuk King of Geje, tanpa berkata-kata ataupun melakukan sesuatu, dia sudah menunjukkan gejala-gejala awal dari Geje. Karena itu kami menganugerahkan gelar tersebut kepada Agung (Peace Gung ^^)
Tepat pada hari ini telah terukir sejarah baru bahwa Farhan telah mendapatkan 3 mahkota Geje dalam waktu 5 menit. *Tepuk Tangan*
Apa ada yang berminat untuk mengukir sejarah baru dan mengalahkan rekor yang telah dibuat Farhan?
Silahkan untuk mendaftar ke Sopiyan ataupun Alfi dimanapun anda berada..
Bersiap-siaplah!
Karena Mahkota Geje ada untuk siapa saja !!
Muahahahaha #ketawa Geje
Minggu, 18 Maret 2012
Belajar Menjadi Seorang Pemimpin Yang Baik
Hmm kelihatannya dunia blogger sedang sepi ya sekarang ini..
Apakah sedang pada sibuk dalam persiapan untuk menghadapi pekan UTS ??
Yah, harap dimaklumi saja ya karena gue juga dulu pernah mengalami masa-masa itu.. hehe (Emangnya sekarang udah gak pernah ya?) .. Ya masih lha, kata siapa gak pernah... Justru sekarang ini udah mulai pekan UTSnya! Hahahaha :D <---- Anak baik jangan ditiru ya, tengah malem gini bukannya belajar ato istirahat, tapi malah justru nge-update blog.. ckck
By the way, malem ini gue pengen ngasih kalian materi yang kemaren gue terima saat mengikuti suatu pelatihan di KOPMA BS UPI yaitu tentang "Kepemimpinan" ato bahasa kerennya "Leadership" :D
Mungkin udah banyak dari kalian yang menerima materi ini, dan gue yakin bagi yang mengikuti kegiatan-kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) ato yang biasa disebut Ekskul (Ekstra Kurikuler) kalo di SMA.. ataupun mungkin yang baru-baru masuk perkuliahan pasti rata-rata menerima materi ini..
"Cara menjadi pemimpin yang baik". Tentunya itulah yang setiap kaderisasi ingin sampaikan, sekaligus untuk menentukan calon pemimpin selanjutnya.
Nah disini gue pengen ngejelasin materi yang baru aja gue sampein yaitu tentang tipe-tipe pemimpin.
1. Tipe Pengatur
Tipe pemimpin yang pertama adalah Tipe Pengatur. Sudah jelas disini orang yang memiliki kriteria pemimpin ini merupakan orang-orang yang suka dalam mengatur. Biasanya orang-orang ini selalu memaksakan kehendaknya dalam mengambil keputusan. Jika dia ingin sesuatu hal, maka orang itu harus menuruti keinginan dia, tidak boleh tidak! Pemimpin ini juga sering kali kurang disukai karena terkesan egois dan ingin menang sendiri.
2. Tipe yang Cuek.
Tipe pemimpin yang kedua yaitu Tipe yang Cuek. Pemimpin yang memiliki tipe ini melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin hanya karena dia ditunjuk ataupun disuruh oleh seseorang. Ia tidak mau pusing-pusing memikirkan apakah kelompok yang dia pimpin akan mendapatkan hasil yang terbaik atau tidak. Fokusnya hanya kepada tugas yang diberikan, yaitu Menjadi Pemimpin. Tidak perduli hasilnya bagaimana, yang jelas dia melaksanakan tugasnya ala kadarnya saja. Yang penting timnya jalan, dapat hasil, mau bagus atau tidak terserah. Semuanya diserahkan kepada anggota timnya, dan dia sendiri sering kali tidak bekerja kecuali jika disuruh. Tipe pemimpin ini agak kurang disenangi juga karena anggota tidak merasakan kehadiran dari pemimpinnya tersebut. Ia hanya bekerja jika di minta, dan kesannya malas-malasan.
3. Tipe Pemimpin Demokratis.
Tipe pemimpin yang ketiga yaitu Tipe Pemimpin Demokratis. Dalam memimpin, orang yang memiliki sifat ini suka mendengarkan pendapat orang lain. Ia juga mampu menengahi pendapat-pendapat yang berlainan sehingga menjadi satu pendapat yang jelas. Tipe kepemimpinan ini dituntut untuk memiliki kreatifitas, daya pikir yang cepat agar dapat menentukan langkah-langkah yang terbaik untuk ke depannya. Orang yang memiliki tipe ini biasanya mudah bergaul dan mudah diterima oleh teman-temannya. Biasanya orang-orang yang memiliki tipe ini selalu disenangi dan disukai oleh orang lain termasuk anggotanya karena mampu menghargai pendapat-pendapat mereka.
Dari ketiga tipe kepemimpinan di atas, sebenarnya semuanya sama baiknya. Terbukti, walaupun egois, tetapi tim yang dipimpin oleh tipe pemimpin pertama mampu menyelesaikan suatu masalah dengan cepat. Sedangkan tipe pemimpin yang ketiga agak lambat dalam menyelesaikan suatu masalah karena mungkin terlalu sibuk menyatukan pendapat-pendapat anggotanya yang berbeda-beda.
Dari sini dapat kita simpulkan, setiap tipe kepemimpinan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemimpin yang baik, hendaknya memiliki ketiga tipe di atas. Yang membedakan hanyalah, cara ia dalam mengeluarkan sifat-sifat tertentu. Ia harus tau kapan situasi dan kondisi yang tepat untuk berkata tegas dalam memutuskan sesuatu, membiarkan anggota-anggotanya untuk mengemukakan pendapat terlebih dahulu, serta mampu menyatukan pendapat yang berlainan hingga dapat mengarahkannya ke satu tujuan yang jelas.
Jadi, termasuk tipe yang manakah dirimu?
Apakah sedang pada sibuk dalam persiapan untuk menghadapi pekan UTS ??
Yah, harap dimaklumi saja ya karena gue juga dulu pernah mengalami masa-masa itu.. hehe (Emangnya sekarang udah gak pernah ya?) .. Ya masih lha, kata siapa gak pernah... Justru sekarang ini udah mulai pekan UTSnya! Hahahaha :D <---- Anak baik jangan ditiru ya, tengah malem gini bukannya belajar ato istirahat, tapi malah justru nge-update blog.. ckck
By the way, malem ini gue pengen ngasih kalian materi yang kemaren gue terima saat mengikuti suatu pelatihan di KOPMA BS UPI yaitu tentang "Kepemimpinan" ato bahasa kerennya "Leadership" :D
Mungkin udah banyak dari kalian yang menerima materi ini, dan gue yakin bagi yang mengikuti kegiatan-kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) ato yang biasa disebut Ekskul (Ekstra Kurikuler) kalo di SMA.. ataupun mungkin yang baru-baru masuk perkuliahan pasti rata-rata menerima materi ini..
"Cara menjadi pemimpin yang baik". Tentunya itulah yang setiap kaderisasi ingin sampaikan, sekaligus untuk menentukan calon pemimpin selanjutnya.
Nah disini gue pengen ngejelasin materi yang baru aja gue sampein yaitu tentang tipe-tipe pemimpin.
1. Tipe Pengatur
Tipe pemimpin yang pertama adalah Tipe Pengatur. Sudah jelas disini orang yang memiliki kriteria pemimpin ini merupakan orang-orang yang suka dalam mengatur. Biasanya orang-orang ini selalu memaksakan kehendaknya dalam mengambil keputusan. Jika dia ingin sesuatu hal, maka orang itu harus menuruti keinginan dia, tidak boleh tidak! Pemimpin ini juga sering kali kurang disukai karena terkesan egois dan ingin menang sendiri.
2. Tipe yang Cuek.
Tipe pemimpin yang kedua yaitu Tipe yang Cuek. Pemimpin yang memiliki tipe ini melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin hanya karena dia ditunjuk ataupun disuruh oleh seseorang. Ia tidak mau pusing-pusing memikirkan apakah kelompok yang dia pimpin akan mendapatkan hasil yang terbaik atau tidak. Fokusnya hanya kepada tugas yang diberikan, yaitu Menjadi Pemimpin. Tidak perduli hasilnya bagaimana, yang jelas dia melaksanakan tugasnya ala kadarnya saja. Yang penting timnya jalan, dapat hasil, mau bagus atau tidak terserah. Semuanya diserahkan kepada anggota timnya, dan dia sendiri sering kali tidak bekerja kecuali jika disuruh. Tipe pemimpin ini agak kurang disenangi juga karena anggota tidak merasakan kehadiran dari pemimpinnya tersebut. Ia hanya bekerja jika di minta, dan kesannya malas-malasan.
3. Tipe Pemimpin Demokratis.
Tipe pemimpin yang ketiga yaitu Tipe Pemimpin Demokratis. Dalam memimpin, orang yang memiliki sifat ini suka mendengarkan pendapat orang lain. Ia juga mampu menengahi pendapat-pendapat yang berlainan sehingga menjadi satu pendapat yang jelas. Tipe kepemimpinan ini dituntut untuk memiliki kreatifitas, daya pikir yang cepat agar dapat menentukan langkah-langkah yang terbaik untuk ke depannya. Orang yang memiliki tipe ini biasanya mudah bergaul dan mudah diterima oleh teman-temannya. Biasanya orang-orang yang memiliki tipe ini selalu disenangi dan disukai oleh orang lain termasuk anggotanya karena mampu menghargai pendapat-pendapat mereka.
Dari ketiga tipe kepemimpinan di atas, sebenarnya semuanya sama baiknya. Terbukti, walaupun egois, tetapi tim yang dipimpin oleh tipe pemimpin pertama mampu menyelesaikan suatu masalah dengan cepat. Sedangkan tipe pemimpin yang ketiga agak lambat dalam menyelesaikan suatu masalah karena mungkin terlalu sibuk menyatukan pendapat-pendapat anggotanya yang berbeda-beda.
Dari sini dapat kita simpulkan, setiap tipe kepemimpinan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemimpin yang baik, hendaknya memiliki ketiga tipe di atas. Yang membedakan hanyalah, cara ia dalam mengeluarkan sifat-sifat tertentu. Ia harus tau kapan situasi dan kondisi yang tepat untuk berkata tegas dalam memutuskan sesuatu, membiarkan anggota-anggotanya untuk mengemukakan pendapat terlebih dahulu, serta mampu menyatukan pendapat yang berlainan hingga dapat mengarahkannya ke satu tujuan yang jelas.
Jadi, termasuk tipe yang manakah dirimu?
Minggu, 11 Maret 2012
Penampakan Zombie Di JICA
#Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan pada penulisan tempat, tahun, dan nama karakter, maka semuanya bukan hanya kebetulan saja tanpa ada unsur ketidaksengajaan#
Pada tahun 1942, di suatu tempat menuju ke arah Lembang, Bandung, tepatnya di sekitar daerah Ledeng telah terjadi suatu pertempuran sengit antara Belanda dan Jepang. Konon katanya perang ini berawal dari keinginan Jepang untuk merebut kekuasaan di Indonesia dari tangan Belanda. Setelah pertumpahan darah yang berlangsung selama 7 hari 7 malam, akhirnya Jepang menang dengan korban dari kedua belah pihak. Menurut kabar burung yang beredar (gak tau burungnya siapa), arwah-arwah bangsa Belanda dan Jepang masih menghantui dan bergentayangan di sekitar tempat mereka bertarung yang di masa kini telah dikenal dengan sebutan Universitas Pendidikan Indonesia.
Pada tahun 1942, di suatu tempat menuju ke arah Lembang, Bandung, tepatnya di sekitar daerah Ledeng telah terjadi suatu pertempuran sengit antara Belanda dan Jepang. Konon katanya perang ini berawal dari keinginan Jepang untuk merebut kekuasaan di Indonesia dari tangan Belanda. Setelah pertumpahan darah yang berlangsung selama 7 hari 7 malam, akhirnya Jepang menang dengan korban dari kedua belah pihak. Menurut kabar burung yang beredar (gak tau burungnya siapa), arwah-arwah bangsa Belanda dan Jepang masih menghantui dan bergentayangan di sekitar tempat mereka bertarung yang di masa kini telah dikenal dengan sebutan Universitas Pendidikan Indonesia.
Selasa, 06 Maret 2012
Cinta Monyet
Semua orang pasti udah pernah denger istilah ini kand?
Yep, siapa c yang belum pernah ngalamin cinta monyet ini..
Minimal 1 kali seumur hidup gue yakin kalian semua pasti udah ada yang pernah jatuh cinta atau minimal suka sama lawan jenisnya.
Buat gue, cinta monyet ini terjadi pada waktu gue masih duduk di Sekolah Dasar.
Ada beberapa wanita yang dulu pernah gue suka. Sebut saja Mawar,, eh tapi nanti di marahin sama Marwan yap? Yaudah Bunga aja dhe.. hehe
Dalam post kali ini, gue pengen berbagi kisah tentang Cinta Monyet pertama gue..
Yang pertama itu waktu TK mungkin ya?
Gue pernah punya temen cewe. Dia itu anaknya manis, cakep, imut, dan anaknya guru temennya Tante Gue. Waktu itu tante gue bertugas sebagai Bendahara di SD tempat gue nanti bersekolah. Disinilah gue pertama kenal dengan yang kita sebut saja Melati.
Sebenernya banyak yang dulu ngegosipin gue sama Melati, dan dengan polosnya gue gak pernah nanggepin mereka. Bahkan gue dulu gak pernah kenal sama yang namanya istilah "Pacaran."
Gosip terbesar gue sama Melati waktu itu sih gue pernah bawa sebuah Buku Bergambar (Mungkin gambar dinosaurus gitu kali ya?) Dan gue baca buku itu di atas sebuah Papan Luncur (istilah kerennya: Perosotan). Tiba-tiba aja si Melati ini ngedatengin gue, dan dia bilang "Gi, boleh ikutan baca bukunya bareng?" Dan gue hanya mengangguk aja tanpa meresepon apapun. Akhirnya kita berdua baca buku di atas Papan Luncur itu. *suit-suit*
Jaman dulu ya, gue mah belum pernah kepikiran apapun tentang lawan jenis. Bayangpun, bahkan berduaan kayak gitu gak pernah gue anggep serius (Ya namanya juga masih kecil ya?). Dan kalo dalam bahasa sekarang mah, berduaan kayak gitu udah kayak "Dunia milik berdua" kali ya? Huehehe :p
Tapi serius, jaman gue kecil sama jaman sekarang itu beda banget. Jaman dulu anak-anaknya masih polos kayak gitu.. Lha sekarang siapa yang tau coba?
Gue pernah kemaren-kemaren jalan deket SD tempat gue tinggal sekarang. Di situ gue ngeliat ada 3 orang anak, 2 berjenis kelamin cewe dan 1 berjenis kelamin cowo. Mereka pada maen gombal-gombalan gitu. Bahkan sampe gue lewat mereka tetep bergombal ria. Sampe-sampe gue sendiri ikutan kena gombalan mereka!
Mau tau apa yang mereka katakan?
*Gue lewat depan mereka,*
"Hai bapak.. Sini yuk mampir dulu main bareng kita-kita.. hihihihi"
*Dalem ati gue "Buset dah ni anak.. Udah gue dipanggil bapak-bapak, masih sempet-sempetnya ngomong kayak gituan.. Masya Allah dah.. Anak jaman sekarang... ckckck"*
Yep, siapa c yang belum pernah ngalamin cinta monyet ini..
Minimal 1 kali seumur hidup gue yakin kalian semua pasti udah ada yang pernah jatuh cinta atau minimal suka sama lawan jenisnya.
Buat gue, cinta monyet ini terjadi pada waktu gue masih duduk di Sekolah Dasar.
Ada beberapa wanita yang dulu pernah gue suka. Sebut saja Mawar,, eh tapi nanti di marahin sama Marwan yap? Yaudah Bunga aja dhe.. hehe
Dalam post kali ini, gue pengen berbagi kisah tentang Cinta Monyet pertama gue..
Yang pertama itu waktu TK mungkin ya?
Gue pernah punya temen cewe. Dia itu anaknya manis, cakep, imut, dan anaknya guru temennya Tante Gue. Waktu itu tante gue bertugas sebagai Bendahara di SD tempat gue nanti bersekolah. Disinilah gue pertama kenal dengan yang kita sebut saja Melati.
Sebenernya banyak yang dulu ngegosipin gue sama Melati, dan dengan polosnya gue gak pernah nanggepin mereka. Bahkan gue dulu gak pernah kenal sama yang namanya istilah "Pacaran."
Gosip terbesar gue sama Melati waktu itu sih gue pernah bawa sebuah Buku Bergambar (Mungkin gambar dinosaurus gitu kali ya?) Dan gue baca buku itu di atas sebuah Papan Luncur (istilah kerennya: Perosotan). Tiba-tiba aja si Melati ini ngedatengin gue, dan dia bilang "Gi, boleh ikutan baca bukunya bareng?" Dan gue hanya mengangguk aja tanpa meresepon apapun. Akhirnya kita berdua baca buku di atas Papan Luncur itu. *suit-suit*
Jaman dulu ya, gue mah belum pernah kepikiran apapun tentang lawan jenis. Bayangpun, bahkan berduaan kayak gitu gak pernah gue anggep serius (Ya namanya juga masih kecil ya?). Dan kalo dalam bahasa sekarang mah, berduaan kayak gitu udah kayak "Dunia milik berdua" kali ya? Huehehe :p
Tapi serius, jaman gue kecil sama jaman sekarang itu beda banget. Jaman dulu anak-anaknya masih polos kayak gitu.. Lha sekarang siapa yang tau coba?
Gue pernah kemaren-kemaren jalan deket SD tempat gue tinggal sekarang. Di situ gue ngeliat ada 3 orang anak, 2 berjenis kelamin cewe dan 1 berjenis kelamin cowo. Mereka pada maen gombal-gombalan gitu. Bahkan sampe gue lewat mereka tetep bergombal ria. Sampe-sampe gue sendiri ikutan kena gombalan mereka!
Mau tau apa yang mereka katakan?
*Gue lewat depan mereka,*
"Hai bapak.. Sini yuk mampir dulu main bareng kita-kita.. hihihihi"
*Dalem ati gue "Buset dah ni anak.. Udah gue dipanggil bapak-bapak, masih sempet-sempetnya ngomong kayak gituan.. Masya Allah dah.. Anak jaman sekarang... ckckck"*
Langganan:
Postingan (Atom)