Jumat, 13 Juni 2014
Pemimpin dan Apel
Malem guys, daramang? :)
*daramang = apa kabar :)
Gue pengen mulai postingan kali ini dengan memberikan doa untuk kalian semua..
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh :)
(Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh...) <<--- Jawab seperti ini yaa :D
Oke guys, kenapa gue tiba2 buka dengan salam? Yah karena eh karena, salam itu adalah doa (bener kand?). Nah setau gue juga, mengucapkan salam itu sunnah, tapi menjawab salam itu wajib.. Betul atau betul? :D
*Silahkan cek referensi lain yaa, karena pembahasan salam bukan disini :P
By the way, hari ini gue pengen ngebahas soal kepemimpinan dan juga apel..
Pernah gak sih kalian ngerasa klo pemimpin kalian teh terlalu arogan? Sombong,, angkuh,, dan minta selalu dingertiin oleh anggotanya.. Yepz, gue juga pernah mengalami hal itu.. Dan parahnya lagi, kejadiannya bukan pas gue di posisi staf, tapi malah pas sebaliknya :( *maapin gue semuanya...
Nah, kata salah seorang sahabat, pemimpin itu ibarat orang yang mempunyai buah apel.. Ada 2 tipe pemimpin apel ini, yaitu sebagai berikut.
1. Pemimpin Apel Bersahaja
Tipe pemimpin yang pertama, ia memiliki beberapa buah apel dan beberapa orang staf. Sebagai pemimpin yang bersahaja, karena ia memiliki buah apel, maka ia ingin membagikannya ke orang lain juga.. Tipe pemimpin ini akan menawarkan buah apelnya kepada teman2nya yang lain.. "Silahkan ambil, ini apel dari saya.." dst. Tipe pemimpin ini biasanya sangat disukai oleh para stafnya.
2. Pemimpin Apel Arogan
Tipe pemimpin yang kedua, seperti yang pertama, ia juga memiliki beberapa buah apel dan beberapa orang staf. Karena tipenya yang arogan, ia tidak ingin menawarkan terlebih dahulu apel yang ia punya kepada orang lain. Ia akan menahannya hingga orang lain meminta, "Boleh kami minta apelnya bang..?" Tipe pemimpin ini biasanya kurang disukai oleh para stafnya.
Dari kedua contoh di atas, sebenarnya apel diibaratkan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin. Misalnya pemimpin tersebut pandai melobi orang, jago bikin desain, video, bisa angkut-angkut barang, dsb.. Permasalahan yang timbul selanjutnya, ketika seorang pemimpin mempunyai berbagai skill yang bermanfaat, tapi apakah ia akan dengan sukarela membantu staf-stafnya secara langsung, ataukah menunggu terlebih dahulu untuk diminta tolong bantuannya?
Berdasarkan hasil survei, ternyata kebanyakan orang menyukai tipe pemimpin yang terjun langsung ke lapangan untuk membantu staf-stafnya. Tidak meminta untuk terlebih dahulu didatangi, akan tetapi ia yang akan langsung mendatangi mereka. Maka ketika salah satu dari kalian menjadi seorang pemimpin, silahkan menerapkan hal tersebut dengan sebaik-baiknya. Jadilah pemimpin yang disukai oleh staf-stafnya, dan khususnya bagi kalian yang telah dipimpin, maka jadilah staf yang disukai oleh pemimpinnya.
Hanya saja sebagai catatan penting, ketika kalian sudah memilih pemimpin, apapun tipenya, maka kalian harus menerimanya dengan lapang dada. Dukunglah ia dengan sepenuh hati agar ia dapat menuntaskan semua amanahnya dengan baik. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya yaa :) aamiin.
(Kenapa jadi berat gini ya bahasannya?) :P
Okeh dhe, mungkin cukup sekian postingan gue kali ini.. Mudah2an postingan ini bermanfaat bagi.. BANGSA dan NEGARA.. MERDEKA ! :D
Comment, Like, Subscribe.. Dan sampai ketemu, di postingan gue selanjutnya ;)
Inspirated By: Yansa el Qarni
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
bagaimana kalo pemimpin itu membagikan apelnya. namun stafnya itu menolak dengan kasar? yang akhirnya membuat pemimpin itu tak mau lagi membagikan apelnya. tapi staf itu malah menyalhkan pemimpinnya yang tidak memberikan apel itu? nah itu gimana. tipe pemimpin apa yang harus dipunyai pemimpin yang menghadapi staf seperti itu?
BalasHapusHmm klo menurut aku, pertama cara membagikan apel dari pemimpin harus ditinjau ulang. Siapa tau memang cara pemberian dari pemimpinnya yang masih kurang baik.
HapusKedua, memang jadi pemimpin itu serba salah ya. Tidak bisa semuanya itu menerima dengan serentak, "Oh pemimpin ini udah baik," padahal di sisi lain masih banyak yang menganggap bahwa pemimpin tersebut masih kurang baik. Nah disanalah pembelajaran kepemimpinannya. Seorang pemimpin harus punya tingkat kedewasaan dan kesabaran yang tinggi agar bisa menyikapi berbagai tanggapan dari stafnya akan kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Mungkin seperti itu neng jawaban dari saya :)