Dimanapun kita berada, yang paling susah adalah istikamah dalam menjalankan sesuatu. Ya, istikamah atau yang ajeg yang diartikan dalam KBBI sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen, merupakan hal yang memiliki tantangan tersendiri. Bahkan dalam salah satu haditsnya, Rasulullah Saw. juga menyampaikan bahwa amalan yang kecil tapi istikamah lebih besar pahalanya dibandingkan amalan yang besar tapi jarang dilakukan.
Ketika dihadapi dengan situasi nyata, biasanya hal ini terjadi ketika kita memasuki suatu komunitas. Misalkan ketika bergabung dalam komunitas menulis, kita diminta untuk rutin membaca dan menulis setiap hari. Alhasil, seleksi alam akan berlaku. Orang yang benar-benar serius ingin menjadi penulis akan menjalaninya dengan senang hati. Sementara di sisi lain, yang masih memiliki niat setengah hati akan gugur dengan sendirinya. Pun begitu dengan yang lainnya, termasuk komunitas One Day One Juz (ODOJ).
Sahabat ODOJ (15/7) |
ODOJ merupakan salah satu komunitas pembaca Quran yang mewajibkan anggotanya untuk membaca Alquran minimal satu juz/hari. Dalam membaca quran ini memang diperlukan azzam yang kuat, ghirah yang tinggi, dan juga sahabat yang saling mengingatkan serta menguatkan. Hal ini sangat gue rasakan ketika bergabung dalam salah satu grup ODOJ yakni grup #899.
Pada awalnya gue bergabung dalam komunitas ini untuk menjaga amalan gue, terutama dalam membaca Alquran. Awal"nya terasa mudah, dalam arti gue masih banyak waktu luang, kesibukan belum terlalu tinggi, tugas gak terlalu banyak, dan sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, gue mulai sedikit terbebani dengan aktivitas ini. Kadang laporan sering telat sampe tengah malem, bahkan gue bela"in i'tikaf di masjid hanya demi mengejar targetan juz.
Sempat terbersit untuk berhenti, gue ngerasa malu, yang lain bisa berhasil sampai berjuz-juz, bahkan di bulan Ramadhan ini mungkin ada yang khatam Quran sampai beberapa kali. Kalau dibandingkan dengan gue? Gak ada apa-apanya. Gue ngerasa jadi anak yang paling 'bandel' disini. Laporan telat, kadang ditanya gak dijawab, dan sebagainya. Gue malu dengan yang lain, apalagi sama admin grupnya, akh Rizal dan akh Yudi.
Namun, apa yang gue dapatkan kemudian? Meski gue takut dikucilkan, ternyata sebagai admin akh Rizal dan akh Yudi gak pernah menjauhi dan membedakan gue dengan anggota lainnya. Mereka dengan sabar terus menasihati dan memberikan gue semangat untuk terus istikamah sebagai anggota ODOJ. Jujur, gue terharu. Baru kali ini gue ngerasa dihargai di suatu komunitas seperti ini.
Dan kata-kata yang paling 'to the jleb' dari akh Yudi adalah sebagai berikut. Ketika gue ngerasa minder dan bilang 'rasanya pengen keluar', balasan dari beliau justru:
"Kalo memang udah bisa mandiri, justru orang gak perlu lagi ikut komunitas. Futur itu biasa kok, justru adanya komunitas ini memang supaya kita bisa saling mengingatkan dan belajar istikamah."
Sumpah, gue pengen nangis. #Lebay.
Tapi, pelajaran yang gue dapet hari ini, bahwa sekecil apapun komunitas, sebandel apapun anggota, kita harus tetap istikamah, memperjuangkan, dan saling mengayomi satu sama lain. Alhasil, anggota yang paling bandel sekalipun bisa jadi nantinya berubah, aktif berkontribusi, dan menjadi salah satu pentolan organisasi selanjutnya. Trust me, it works.
Gue yang ngerasain itu, ketika di Al-Qolam, pas di ODOJ, saat di Tutorial, hingga di BEM Himatika. Kali ini gue juga akan mencoba menerapkannya di komunitas menulis yang gue pegang. Kita serahkan saja semuanya pada Ilahi Rabbi, jika niat kita baik insya Allah jalannya akan dimudahkan. Mohon doanya ya semuanya, semoga kita bisa istikamah menjalankan amanah yang sedang kita emban sekarang ^_^ aamiin
Salam hangat dan selamat mempersiapkan buka puasa ;)
@agi_eka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar