Selasa, 24 Maret 2015

Yuk Tuliskan Kehidupanmu!

Bismillah, udah lama juga ya tidak bersua dengan teman-teman di blog ini. Haha tepatnya udah sekitar satu bulan gue vakum dari peradaban blogger. Alasannya? Banyak! Salah satunya memang karena faktor kesibukan yang sudah semakin tak menentu, terutama di sekolah. Ya, sekolah.

Menginjak semester 8, gue mulai memasuki masa-masa terakhir perjuangan di kampus. Kali ini arena pertarungannya di tempat yang baru, suatu tempat yang megah dan besar dengan pepohonan rindang menghiasinya. Tempat kita belajar mencontek (#Eh) dan juga belajar untuk ngeles (mencari-cari alasan) ketika ketemu guru. Sesuatu yang kalian gunakan untuk mengukir kenangan moment sweet seventeen bersama teman2 kalian. Ya, suatu tempat itu kita sebut dengan istilah: Sekolah.

Tapi kali ini gue juga gak bakal bercerita dulu tentang sekolah, nanti lah akan ada porsi tersendiri untuk hal tersebut :D

Yang bakal gue bahas malem ini yaitu tentang hasil kajian gue sore tadi, yaitu: Biografi.

Seperti biasa, selasa sore selalu diagendakan anak-anak Al-Qolam untuk mengadakan Diskusi Kepenulisan (Dispen) yang bertempat di koridor ikhwan masjid Al-Furqon UPI. Kali ini narasumber kami berasal dari seorang gadis berkerudung yang sedang menjabat juga sebagai salah satu Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Al-Qolam 2015. Beliau memiliki nama lengkap: Nurul Lutfia :)

Suasana diskusi kepenulisan, Selasa (24/3)
Karena dispen kali ini diadakan pada minggu keempat, maka sesuai dengan silabus yang ada kali ini Nurul mengadakan dispen khusus bertema "Bedah Karya Anggota." Adapun anggota yang beruntung di bedah karyanya yaitu: Rahma Nur Amalia, kepala divisi Pelatihan dan Bimbingan Al-Qolam. Kali ini sekali lagi Nurul menjelaskan seputar pengertian Biografi dan Autobiografi. Kenapa? Karena ternyata masih banyak yang belum mengerti pengertian dan perbedaan dari kedua istilah tersebut.

Bagi kalian yang belum tahu, disini gue bakal ngejelasin sedikit. Pada dasarnya biografi memang memiliki berbagai macam bentuk. Jika dilihat berdasarkan penulisnya, biografi memang terbagi dua yakni Biografi dan Autobiografi. Sebuah karya dikatakan Biografi apabila menceritakan tentang seseorang dengan sudut pandang orang ketiga. Penulis biografi boleh saja orang yang sedang diceritakan tersebut. Tidak ada masalah karena yang paling penting adalah pada Point of View (POV)-nya. *Berdasarkan kesimpulan diskusi tadi sore, mohon diluruskan apabila salah ^^

Adapun sebuah karya dikatakan autobiografi yakni jika karya tersebut menceritakan seseorang dan ditulis berdasarkan sudut pandang orang pertama. Sekali lagi, yang ditekankan adalah Point of View (POV)-nya. Bisa saja penulis meminta jasa orang lain sebagai Ghost Writer (Penulis bayangan) ataupun co-writer (penulis pembantu) sebagai rekannya dalam menulis karya tersebut. Hal ini diantisipasi apabila penulis memang belum mempunyai skill yang memadai dalam hal kepenulisan. *Lagi-lagi berdasarkan kesimpulan diskusi kami tadi sore, mohon diluruskan apabila salah ^^

Dalam menulis suatu biografi maupun autobiografi, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Hal yang harus diperhatikan tersebut diantaranya adalah konten-konten yang wajib dimuat dalam karya tersebut. Konten tersebut meliputi: biodata diri (tempat tanggal lahir, orang tua, pekerjaan, aktifitas, dan sebagainya), kemudian dapat ditambahkan juga dengan riwayat pendidikan (SD, SMP, SMA, berkuliah, hingga pekerjaan yang sedang ditempuh saat ini), aktifitas yang sedang dijalani, prestasi yang pernah diraih, harapan atau cita-cita yang ingin digapai, foto diri, dan juga hal yang unik dalam diri kita.

Yang menarik adalah poin terakhir yaitu hal yang unik dalam diri kita. Hal unik ini bisa berupa apa saja, salah satu contohnya adalah kebiasaan kita yang tidak biasa. Misalnya: Pria yang terbiasa menulis pada waktu malam ini gemar juga menyeduh kopi sebagai temannya dalam berkarya. <- Kalimat tersebut menggambarkan kebiasaan begadang dari penulis dengan kopi sebagai teman bermalamnya. Hal ini cukup unik karena setiap penulis berbeda-beda dalam hal golden time menulisnya dan juga kebiasaannya ketika merampungkan karya. Bisa saja ia menulis sambil ngemil makanan ringan, menulis ketika sedang di perjalanan pulang dari kampus ke rumah (bisa saja jarak rumahnya jauh), dan lain sebagainya.

Sebagai penutup, ada satu pertanyaan dasar dari gue untuk kita semua. Kira-kira apa sih pentingnya kita belajar menulis suatu biografi?

Merupakan rahasia umum bahwa menulis adalah salah satu resep awet muda. Kenapa? Karena menulis membuat kita dikenang sepanjang masa, tentunya dengan karya-karya kita. Bukan jiwa maupun raga. Ketika kita membuat suatu karya tulis, tentu orang-orang pasti ingin tahu siapa penulis dari karya tersebut. Hal tersebut biasanya dapat kita ketahui dari melihat konten "Tentang Penulis" yang terletak di bagian belakang buku. Nah konten tersebutlah yang kita katakan sebagai Biografi singkat penulis.

Terakhir dari gue, kesimpulan dari tulisan ini adalah: Sebagai calon penulis tentu kita harus belajar tentang cara menulis biografi. Meskipun bukan biografi orang lain, minimal biografi kita sendiri yang akan dirampungkan dalam karya milik kita pribadi, itulah hal yang akan kita tulis. Pada umumnya, biografi singkat di akhir buku tidak terlalu panjang, hanya sekitar 1-2 halaman saja. Agar orang-orang dapat mengetahui kita, maka menulislah. Tuliskan kisah hidupmu dalam biografi singkat tersebut, tentunya jangan melupakan hal unik yang ada dalam dirimu. Karena bisa jadi, yang akan diingat oleh orang bukan nama, tempat tanggal lahir, maupun hobimu, akan tetapi hal terunik yang engkau ceritakan dalam biografimu :)

So, Yuk Tuliskan Kehidupanmu! :D

PS : Maap ya kalo tulisan kali ini banyak campur-campur bahasa. Maklum, sedang mencoba menata kembali ide-ide yang berserakan dan impian-impian yang sempat terkubur. Mudah-mudahan kali ini bisa diistikamahkan kembali program #OneDayOnePost-nya. Hehe, mohon doanya ya! (@agi_eka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar