Seperti janji hari kemarin, jadi ceritanya tadi siang (atau mungkin kemarin lebih tepatnya), gue fix berangkat ke Rumah Buku untuk hunting buku-buku murah meriah yang diobral di garage sell. Ceritanya sih gue ditemani seseorang pada hari ini. Siapa dia? Mau tau aja atau mau tau banget? :D
Yah, gue belum minta izin c.. Tapi panggil saja dia Nur XD
Yang lucunya pada siang hari ini adalah, ketika kita mau janjian ketemu tapi gak bisa komunikasi. Kenapa? Karena ternyata eh ternyata, hapenya Nur sedang low bet banget. Selidik punya selidik, jadi sudah tiga hari ini hape dia belum di cash. Entahlah, apa karena cashannya ketinggalan ataukah dia memang sedang malas saja. #Eh
Alhasil, gue ngerasa kayak orang jaman 80an yang mau janjian tapi gak punya alat komunikasi. Haha :v
Gue teringat juga cerita dari bokap-nyokap gue. Jadi ceritanya ketika mereka masih muda dulu (#Cie~), mereka berdua pernah janjian untuk ketemu di hari libur kantor. Kalian tau? Jaman itu hape masih segelintir orang yang punya. Masih hape2 gede yang bisa dipake buat nimpuk anjing gitu.. Adapun yang lagi trend, paling cuma pager. Semacam smartphone versi jaduuull pisan. Haha :D
Akhirnya tibalah hari yang dinanti-nanti. Dan kalian tahu? Karena gak punya alat komunikasi apapun, ujung2nya mereka berdua menanti di dua tempat yang berbeda. Sebut saja tempat janjiannya bernama "King". Nah, nyokap gue nunggu di pintu depan King, sementara bokap gue malah nyariin di pintu belakang King. yaa mana ketemu gitu ya.. Secara tempatnya juga cukup luas lho.. >.<
Keesokan harinya, mereka berdua bertemu lagi dan saling melampiaskan kekesalan karena tidak jadi bertemu. Namun setelah saling mendengar cerita satu sama lain, akhirnya mereka berdua tertawa geli karena ternyata mereka berdua saling menunggu di tempat yang salah. Hehe.. Dan hari ini, gue hampir merasakan hal tersebutn juga.
Chat terakhir yang gue terima dari Nur, ia mengatakan, "Kang kalau nanti aku gak ada di depan pintu Pusdai, berarti aku langsung nyari Rumah Buku ya." Dan karena gue mempercayai hal tersebut, sesaat setelah gue muter" Pusdai dan gak ngeliat batang hidung dia, lantas gue pun langsung cus ke Rumah Buku untuk mencarinya. Namun apa hendak dikata, disana pun gue tidak menemukan dirinya! "Kemana si Nur ini?" pikir gue dalem hati.
Tiba-tiba sebuah pesan singkat masuk ke hape gue. "Akang dimana? Aku baru nyampe Pusdai nih. Ditunggu ya di depan pintu masuknya." Olala~ Ternyata dia baru nyampe toh. Tanpa basa basi lagi, gue tinggalin tas di Rumah Buku dan langsung menjemput Nur di Pusdai. Kita pun tertawa" setelah mendengar cerita satu sama lain. Ternyata dia terjebak macet di salah satu daerah Dago. Hoho.. Gue pun memakluminya :)
Selepas shalat dzuhur, kita pun langsung berangkat kembali ke Rumah Buku untuk melanjutkan misi yang tertunda. Dan kalau kalian sekarang bertanya", apa hubungan judul postingan dengan cerita gue di atas? Sebenarnya semua itu hanyalah bagian opening.. Hahaha #KetawaJahat
Puas mencari buku" yang kita pengen, sebelum pulang gue pun mengajak Nur untuk mencari es campur sebentar. Kenapa es campur? Entah kenapa siang" bolong dengan terik matahari menyengat, membuat gue tiba" ngidam es campur. Ngidam? Ya, ngidam. Gue lelaki yang suka ngidam.. *kadang" #LoL
Kita pun memulai misi baru sebelum pulang. Mencari kesana kemari hanya untuk satu tujuan: Tukang Es Campur. Bolak-balik sana sini, muter sana muter sini, yang kita temui hanya tukang cireng, warteg, lumpia basah, seblak, mie ayam, juice buah, warung kopi, es dawet, es kelapa muda, dan es goyobod.. Sebelum kita menyerah, akhirnya gue dan Nur memutuskan untuk memilih salah satu diantara tukang" tadi. Pilihan pun jatuh kepada tukang es Goyobod yang berada di depan Pusdai (Pusat Dakwah Islam), Bandung.
Stand Es Goyobod depan Pusdai :D |
Kalau kalian bertanya" apa itu Goyobod, maka jawabannya ada di Wikipedia. #Eh
Menurut Tante Wiki, Es Goyobod adalah minuman dingin Indonesia yang berbasis pada santan yang mirip dengan es campur.[1] Minuman ini terbuat dari es serut, santan, gula cair, dan sari pati kacang hijau yang dibekukan yang dikenal seabgai hunkwe. Bahan lainnya termasuk alpukat dan kelapa yang diparut.[1]
Namun, berdasarkan dari es yang tadi gue beli (dan juga informasi dari abang"nya), pada dasarnya es goyobod itu dapat disesuaikan dengan selera pembeli kok. Es ini (katanya) sudah ada dari tahun 70an, jaman bapaknya abang" penjual Es Goyobod ini masih muda. #WoW
Nah, kebetulan Es Goyobod yang tadi gue dan Nur rasakan, terdiri dari campuran es batu, air gula, goyobod, roti tawar, nangka, dan juga tapai. Dengan harganya yang cuma Rp. 5000,- , es ini sangat memanjakan lidah dan juga kantong kalian. Silahkan mencobanya sesekali kalau kalian lewat daerah sini ya.. Kebetulan abang" yang jual baik kok dan sepertinya tipe orang yang enak kalau diajak ngobrol dan bercanda :)
Contoh Penampakan Es Goyobod :D |
Pada intinya, hari ini gue sudah cukup seneng karena berhasil menggarap beberapa buku untuk referensi bacaan, membaca beberapa karya orang (termasuk temen gue salah satunya), wisata kuliner dadakan, mengajar, dan juga jalan" ke tempat baru (datang lagi) :D
Well, mungkin itu aja yang mau gue share malem hari ini. Maaf kalau panjang dan tidak lebar. Semoga nanti kita bisa sharing kembali~
Sampai jumpa di postingan berikutnya guys.. Selamat beristirahat ;)
@agi_eka
Hasil Hunting Buku (16/6) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar