Kamis, 27 November 2014

Berbagi Inspirasi dari Maura, Penulis Muda Multitalenta

Hari sabtu lalu (22/11), Al-Qolam mengadakan agenda temu penulis bersama Maura, siswi salah satu SMA di Bandung yang telah menerbitkan enam buah novel. Sekilas mungkin kita bisa berkata, 'Wow!' seorang siswi SMA kelas 3 bisa menelurkan hingga enam buah karya yang telah dibukukan. Penasaran dengan kisah hidupnya? Cekidot guyys :D

Temu Penulis Al-Qolam bersama Maura (22/11)
Maura, siswi SMA yang multitalenta, memiliki hobi bermain musik khususnya piano. Walaupun kondisinya yang cukup "spesial", namun ia dapat mengimbangi prestasi teman-temannya di sekolah. Hal ini terbukti dengan predikatnya sebagai siswi terbaik di SD (selalu mendapat ranking satu), peringkat tiga besar di SMP, dan masuk ke jajaran 10 besar siswa terbaik di kelasnya ketika SMA. 

Selain bermusik memang Maura memiliki ketertarikan terhadap dunia tulis-menulis. Sejarah menulis Maura dimulai sejak tahun 2009 dimana ia pertama kali memenangkan lomba menulis tingkat nasional yang dilaksanakan oleh BUMN. Semenjak itu, ia bersemangat untuk menelurkan berbagai macam karya dengan tujuan berbagi kisah dan hikmah dari pelajaran yang ia dapatkan selama hidupnya.

Uniknya tema buku yang diambil gadis muda ini selalu sama, yaitu tentang penyakit. Sebut saja salah satu novel yang diterbitkannya mengulas tentang penyakit kanker. Ide ceritanya pun diambil dari peristiwa-peristiwa yang dekat dengannya. Bisa dari keluarga, saudara-saudarinya, sahabat karib, ataupun cerita dan buku-buku yang pernah dibacanya. Memang, PR besar yang harus dimilikinya yaitu referensi. Untuk itu dia harus lebih banyak melahap buku-buku sebagai fondasi awal novel yang akan dibuatnya.

Psstt.. Tahukah dirimu bahwa Maura sudah memiliki jadwal rutin menulis? Ya, untuk mengejar targetan novel yang ingin dibuatnya, Maura selalu menulis minimal 20 halaman kertas A4 setiap harinya lho! Hal ini diluar aktivitas rutinannya sebagai pelajar di sekolah. Belum lagi ditambah amanah sebagai ketua salah satu komunitas, waah tidak terbayang bagaimana cara ia membagi waktu semuanya :D

Salah satu hal klasik yang menjadi alasan kita tidak dapat menulis adalah: "Tidak punya ide" dan "Tidak punya waktu untuk menulis". Tapi dari Maura kita belajar bahwa ide itu bisa dijemput. Ide bisa kita dapatkan dari mana saja. Dan mengenai waktu menulis, sebenarnya kembali pada niat awal kita. Seberapa besar sih keinginan kita untuk menjadi penulis? Bagaimana komitmen kita dalam menulis? Kembali kepada diri kita sendiri. Rasa malas itu bisa hilang apabila kita sudah memiliki tekad baja untuk berbagi pengalaman lewat tulisan kita. Menulis itu mudah, kitalah yang mempersulitnya. Kalo kata bung Isa, No Excuse! :D

Maka, sekali lagi saya simpulkan, bahwa jika kita benar-benar ingin menjadi seorang penulis tentukanlah terlebih dahulu apa tujuan kita menulis. Setelah kita mempunyai tujuan yang jelas, langkah selanjutnya buatlah targetan yang pasti. Berapa lembar yang harus kita tulis setiap harinya, berapa jam waktu yang harus kita luangkan untuk membaca dan menulis, serta kapan deadline karya kita harus selesai dibuat. Mintalah teman atau keluarga untuk mengingatkan dan menegur ketika semangat kita sedang kendur. Tulislah besar-besar di dinding kamar tentang timeline menulis kita. Dengan begitu, insya Allah langkah kita untuk menjadi penulis sudah selangkah lebih maju.

So, siapkah dirimu untuk menjadi penulis seperti Maura? :D

Menulis..?? No Excuse!!

@agi_eka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar