Rabu, 19 November 2014

Resensi Buku "Bulan Terbelah di Langit Amerika"

RESENSI BUKU "BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA"

Judul Buku    : Bulan Terbelah di Langit Amerika

Pengarang     : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

Tebal Buku    : 344 halaman

Harga Buku   : Rp. 75.000,-

Penerbit        : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : Juni, 2014

11 September 2001, merupakan salah satu peristiwa bersejarah di Negara Paman Sam. Pada tanggal tersebut kita semua menyaksikan runtuhnya dua menara kembar yang menjadi icon dari perekonomian dunia. Gedung World Trade Center (WTC), begitulah kita menyebutnya. Terdapat banyak sekali teori konspirasi dan analisis dari kasus tersebut. Salah satu yang paling mencengangkan adalah asumsi bahwa muslim yang berada di balik semua peristiwa tragis ini.

Selasa kelabu dimulai dengan peristiwa jatuhnya dua buah pesawat ke menara kembar hingga akhirnya menyisakan hujan di pipi 3.250 keluarga di berbagai belahan dunia. Kini, kisah tersebut dituang kembali dalam sebuah tulisan oleh dua orang pujangga Indonesia asal Yogyakarta. Penulis kisah best seller, 99 Cahaya di Langit Eropa. Siapa lagi kalau bukan pasangan Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.

Dalam buku yang berjudul, “Bulan Terbelah di Langit Amerika”, isinya sangat berbeda dengan buku sebelumnya. Jika 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan perjalanan spiritual “nyata” dari penulis, maka kisah dalam buku ini merupakan perpaduan antara berbagai dimensi genre buku, yaitu drama, fakta sejarah dan ilmiah, traveling, spiritual, serta fiksi. Buku ini dikemas sedemikian rupa hingga pembaca larut dengan kisah perjalanan Hanum dan Rangga di bumi Amerika ini. Ketika itu dikisahkan bahwa Hanum sedang ditugasi untuk membuat artikel tentang “Would the world be better without Islam” yang berkaitan dengan tragedi 9/11, sementara Rangga akan mengikuti konferensi tentang strategi bisnis di Washington D.C. sebagai bahan paper-nya dalam menempuh studi S-3 di Wina.

Roda takdir berjalan secara tak terduga hingga mereka berdua dipisahkan di New York dengan keadaan yang membingungkan. Tapi Allah memang selalu punya rencana yang indah untuk hamba-Nya. Ternyata perpisahan tersebut menggariskan mereka untuk bertemu orang-orang pilihan yang kelak membawa takdir dan penentu akhir dari cerita ini. Penulis begitu apik dalam mengemas kejadian demi kejadian hingga pembaca dikagetkan berkali-kali atas fakta yang ditemuinya.

Buku ini membuka kacamata kita akan bagian sejarah yang pernah memberikan kesedihan atas fitnah tentang Islam. Buku ini juga mengajarkan kita untuk selalu berperilaku sebagai "agen muslim yang baik" kapanpun dan dimanapun kita berada. Buku ini mengingatkan pula kepada kita akan nilai-nilai dasar dari Islam. Sebagaimana makna kata Islam yang berarti “salam” atau kedamaian. Mudah-mudahan kita bisa belajar untuk menerapkan Islam yang kaffah dalam segala lini kehidupan kita agar dunia dapat diliputi kedamaian dan ketentraman selalu. Insya Allah. Aamiin.

"Dunia tanpa Islam adalah dunia tanpa kedamaian.
Islam tanpa amalan adalah kehampaan.
Amalan tanpa iman adalah kegelapan."

- Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra -

  Bandung, 20 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar